Mohon tunggu...
Olivia Suhendra
Olivia Suhendra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hadiah dari Nenek

6 Oktober 2024   23:16 Diperbarui: 7 Oktober 2024   02:36 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ardi menatap ibunya yang tersenyum lembut namun tersirat kesedihan di matanya. Ardi yang merasakan perasaan ibunya menganggukan kepalanya terpaksa. Ia akan bersabar tinggal di gubuk tua ini sampai ibunya menjemputnya.

Ibunya pun mencium kening Ardi dan mengambil tas yang ada di sampingnya. Ardi yang melihat ibunya bersiap untuk pergi hanya bisa menampilkan wajah sedihnya sedangkan nenek yang sedari tadi diam memperhatikan interaksi cucu dan anaknya itu tersenyum. Ibu menghampiri nenek dan berpamitan.

"Bu, aku titip Ardi ya? Secepatnya aku akan balik dan membawa Ardi."

"Tidak apa-apa, toh dia cucuku juga. Hati-hati di jalan." Ibu hanya mengangguk dan sekali lagi ia menghampiri Ardi dan memeluknya sebentar lalu keluar menuju mobil travel yang sudah menunggunya.

Ardi dan nenek keluar gubuk dan memandang kepergian ibunya. Setelah mobil itu meninggalkan perkarangan desa, Ardi memutuskan masuk duluan dan bermain kembali dengan mainannya. Nenek hanya tersenyum melihat cucunya tersebut. Ia tahu, cucunya tidak suka di sini apalagi dengan dirinya. Nenek ke dapur mulai memasak untuk makan malam mereka.

***

Senja mulai menyelimuti desa kecil itu, menyemburatkan warna keemasan di antara gubuk-gubuk sederhana. Di tengah kesunyian yang perlahan merayap, sebuah rumah gubuk berdinding bambu tampak terpencil, seakan menyatu dengan alam di sekitarnya. Ardi memandang neneknya yang menyiapkan makanan yang baru ia masak dari tungku dengan bosan.

"Ini mi Ardi udah nenek masak. Ayo dimakan!"

Ardi dengan malas melangkah menuju tempat makan dan melihat masakan buatan neneknya yang tak membuatnya selera kecuali mi instan yang ia bawa dari kota. Nenek duduk di samping Ardi sambil mengambil nasi dan lauk yang ia masak. Ardi menatap neneknya yang kini mulai lahap dengan makanan yang ia makan.

"Ardi mau coba makanan buatan nenek?" Tanya nenek tersenyum menatap Ardi.

"Tidak mau! Makanan nenek aneh, kampung! Makan sayur mentah, sambal dan ikan teri saja! Itu makanan aneh, seperti makanan kucing."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun