Mohon tunggu...
Olivia Suhendra
Olivia Suhendra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hadiah dari Nenek

6 Oktober 2024   23:16 Diperbarui: 7 Oktober 2024   02:36 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nenek menatap cucunya dengan lembut dan tersenyum. "Nenek sudah tahu, Ardi anak baik. Nenek nggak marah, kok. Yang penting kamu belajar dari kesalahanmu."

Ardi mengangguk. Ia merasa beban di hatinya sedikit berkurang, meski gengsinya masih menghalangi untuk lebih terbuka. Hari-hari berlalu, Ardi dan neneknya semakin dekat. Setiap sore, mereka bersama, bercanda dan berbagi cerita. Gengsi Ardi perlahan menghilang, meski terkadang ia masih malu untuk menunjukkan perasaannya.

Sebulan berlalu dengan cepat. Saat itu, ibunya datang untuk menjemput Ardi pulang. Di tengah kesibukan mengemasi barang-barang, nenek memasukkan beberapa bungkus makanan ke dalam tas ibunya.

"Ini untuk kamu, Nak. Nenek sudah nggak muda lagi, tapi semoga masih bisa membuat masakan yang kamu suka," ujar nenek sambil tersenyum lembut.

Ardi diam. Ia menyalami nenek tanpa berkata apa-apa, namun saat hendak melangkah keluar, sesuatu yang tak terduga terjadi. Nenek tiba-tiba memeluk Ardi erat-erat.

"Nek..." Ardi berbisik pelan. Tubuhnya kaku, namun akhirnya gengsinya runtuh. Ia menangis tersedu-sedu di pelukan nenek.

"Ibu, bawa Nenek sama kita ya?" pinta Ardi, penuh harap, sambil menghapus air mata yang terus mengalir.

Ibunya menghela napas berat. "Rumah yang Ibu punya kecil, Di. Hanya satu petak, nggak cukup buat Nenek. Tapi Ibu janji, kalau nanti Ibu bisa sewa tempat yang lebih besar, Ibu akan bawa Nenek."

Ardi hanya mengangguk, meski hatinya terasa berat untuk meninggalkan nenek. Ia tak tahu bahwa itu adalah terakhir kalinya ia akan melihat nenek dalam keadaan sehat.

Tiga bulan kemudian, kabar buruk datang. Nenek meninggal pagi hari, tergelincir di kamar mandi. Saat mendengar kabar itu, Ardi merasa dunianya runtuh. Ia menangis sejadi-jadinya, merasakan penyesalan yang mendalam karena tak bisa berada di sana saat nenek pergi.

"Ardi, ini mainan yang nenek belikan untukmu. Katanya, ia ingin memberikannya padamu sebagai hadiah. Nenek membeli kepada ibu-ibu yang membeli mainan kamu di pasar dan nenek juga tahu karna penjual itu temannya nenek. Nenek bahkan rela mengeluarkan sedikit banyak supaya Ardi bisa mendapatkan robot yang Ardi inginkan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun