Lagi ingat sama sinden yang selalu ditungguin setiap kali dia manggung, yang selalu papih sawer dulu, selalu terbayang siangÂ
                       dan malam, eh dikawinin orang... memangnya mamih tidak tau. Sejak Euis Komalasari dikawin sama Bandar kay orang
                       Bantarkalong, papih terus sakit menahan kecewa, sakit hati sampai bertahun-tahun tak mau mendengar cianjuran. SemuaÂ
                      kaset yang ada dibuang seperti sampah... sebelu akhirnya papih bertemu lagi dengan Euis yang sekarang menjanda. TerusÂ
                       sekarang papih menyebut-nyebut Kang Saepul
        Lelaki Tua    : yey... siapa yang nyebut nama si "Kumis Lele"? yang nyebut namanya kan mamih?. Mih seumur-umur belum pernah
                       menyebut  nama si "Kumis Lele" pimpinan orkes melayu yang suka nganter mamih dulu, yang suka memanjakan mamihÂ
                      dengan honor yang lebih  banyak dari penyanyi yang lain..
               Pada dialog diatas menunjukan bahwa sang suami yaitu Lelaki tua terlihat cemburu dan membalas perkataan sang istri dengan perkataan bahwa ia sering mendendangkan lagu mantan Pacarnya Kang Saepul pada saat di dapur dan dimana-mana. Itu terbukti dengan lelaki tua itu memanggil Kang Saepul dengan nama melainkan menyebutnya dengan si Kumis Lele.
    b.Alur/Plot
       Alur atau plot dalam cerpen ini adalah Alur atau plot lurus (Progresif), yang disajikan secara runtut mulai dari tahap awal (Penyituasian, pengenalan, pemunculan konflik), tahap tengah (konflik meningkat , klimaks), dan tahap akhir (Penyelesaian). Seperti dialog dibawah ini :