Mohon tunggu...
N. Setia Pertiwi
N. Setia Pertiwi Mohon Tunggu... Seniman - Avonturir

Gelandangan virtual

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Elegi Jasad Renik #2

10 September 2018   08:57 Diperbarui: 18 September 2018   00:40 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bisa dibilang, kita memiliki korelasi," katanya serius.

"Oh ya? Apa benang merah antara geotermal dan tata kota selain fakta bahwa kami berpotensi membuat kerusakan lingkungan?"

Dia tersenyum. "Kita sama-sama ingin menggeser minyak bumi dan batu bara," tuturnya.

Aku hanya diam, tidak mengerti.

"Memalukan, sih. Tapi, ini aku pernah berpikir begini. Kamu tahu kan, minyak bumi dan batu bara terbentuk dari jasad renik serta makhluk yang telah mati ratusan tahun.

Aku rasa, minyak bumi dan batu bara mirip dengan pemerintahan yang kejam. Mereka memegang tampuk kuasa, menumbalkan rakyat kecil. Lantas, bertaruh dengan nyawa-nyawa yang tersisa."

Aku terhenyak. Kilat kebencian menggeliat di runcing matanya. Terlihat jelas goresan luka. Teramat dalam. Apa hubunganmu dengan ayahku, Nona?

"Bukankah ayahmu walikota?" tanyaku, memuaskan rasa curiga.

"Tentu saja bukan."

"Tadi kamu bilang, dia tinggal di rumah walikota."

"Iya, tapi dia bukan walikota," katanya lirih. Aku kebingungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun