"Sini Mel.. Masuk.. Sudah lama banget ngga kesini.."
"Iya Mba, belum sempet. Ini mumpung libur, jadi ngga ketunda lagi."
"Mama kamu sehat Mel?"
"Iya Mba.. Sehat.. Oh iya ini rambutku sudah panjang banget, aku mau potong bob pendek ya.."
"Hah? Yakin nih? Ngga sayang? Ngga kependekan nanti?"
Aku menggeleng seraya tersenyum, "Yakin Mba.."
Mba Lina lantas mempersilahkan padaku untuk ke tempat pencucian rambut. Dia akan mengeramasiku lebih dulu. Wah.. Segar sekali rasanya dikeramasi oleh orang lain, berbeda rasanya jika aku keramas sendiri. Mba Lina memijat kepalaku dengan perlahan dan lembut. Hmm.. Aku jadi ngantuk dibuatnya. Rasanya aku tidak mau berhenti dikeramasi olehnya.
Seusai keramas, rambut panjangku disisir ke belakang olehnya, aku bersiap-siap mengucap salam perpisahan pada rambut panjangku. Mba Lina ingin meyakinkanku sekali lagi.
"Yakin ya Mel? Jangan nyesel lho. Hehe.."
"Iya Mba.. Sikaaaatt dehh...!"
Krek.. krek.. krek.. Mba Lina memotong rambutku perlahan dan hati-hati, sedikit demi sedikit. Maklum, rambutku sangat tebal sehingga dia perlu sangat berhati-hati untuk tidak melakukan kesalahan. Mungkin untuk membentuk rambutku sesuai permintaanku, terasa sedikit sulit bagi orang yang belum terbiasa memotongnya. Mba Lina yang sudah terbiasa saja, masih sangat berhati-hati memangkasnya.