Rio, orang yang jarang banget serius kini wajahnya menjadi Rio yang berbeda, dia menatapku dengan serius, tanpa tersenyum sedikitpun.
"Aku udah lama mendam perasaan buat kamu, soal ceritaku tentang cewek lain, itu hanya caraku agar bisa komunikasi dengan kamu aja." sambung Rio
"Benarkah?"
"Soal perasaan aku gak akan main main Sha, jadi gimana? Kamu udah 2 tahun mengenalku. Kamu udah tau latar belakangku, sifat baik dan burukku kamupun sudah tau, aku ingin kamu jadi kekasihku."
Aku hanya bisa tersenyum, sebagai tanda bahwa aku mempunyai rasa yang sama terhadap Rio.Â
"Apakah arti senyumanmu itu jawaban iya, kamu mau?"
"Menurutmu?" jawabku dengan malu
Kurasa itu sudah cukup untuk memastikan perasaan kita berdua. Aku masih bersyukur, karena dapat merasakan indahnya mempunyai rasa yang sama dengan orang yang kucintai.Â
 "Udah, kita kasih makanan ini yuk. Kasian takutnya mereka lapar Sha."
"Termasuk kamu? Hahaha." candaku
Wajah penantian dari Joni dan Reka, adik kakak yang gak ada mirip miripnya. Mereka seperti menunggu makanan selama 2 hari. Lemes banget keliatannya.