Mohon tunggu...
Rieke NurulGarini
Rieke NurulGarini Mohon Tunggu... Duta Besar - Pelajar SMAN 1 Padalarang

Laa tahzan innallaha ma'ana

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Traumaku

2 Februari 2020   19:22 Diperbarui: 2 Februari 2020   19:27 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Iya, itu adalah pesan WhatsApp yang Rio kirim untukku. Perasaan kaget, dan aneh juga. Jarang jarang Rio chat seperti itu, ah mungkin karena dia gak tahan pingin cerita. Lagi lagi pikiranku negatif tentangnya.

"Belum, kenapa emang? Tumben amat kamu. Kalau mau cerita langsung aja gak udah basa basi."

"Weisss galak amat nih cewek, kagak. Aku gak bakal cerita. Gimana nih tadi? Seru ga menurut kamu? Btw, kamu udah makan apa belum? Aku tawarin makan tadi gak mau. Dasar malu malu kucing."

"Apaan dah, lebay amat pertanyaan kamu. Buat aku males jawab. Udah ah, aku mau tidur, byeee."

Memang balasanku itu sedikit membuat orang kesal. Itu karena aku mau memalingkan pikiranku. Jangan sampai perasaan dulu terulang lagi, aku terlanjur menaruh rasa pada seseorang yang memberi perhatian lebih terhadapku. Dan orang itu gak bisa bertanggung jawab, mungkin karena salahku juga, terlalu berharap dengan makhluk-Nya.

Balasan aneh, yang kutunggu tunggu. Aku membalas seolah olah chat dia itu gak penting. Tapi nyatanya, beberapa menit lamanya aku diam menatap chat room ku dengan Rio berharap centang dua yang bergaris biru itu gak menjadi akhir dari chat kita. Akupun berharap last seennya yang online itu berubah menjadi "sedang mengetik pesan" duhh.. Apasih?

Tepat pukul 02:00 am, aku terbangun.. Hanya karena ingat pesan dari Rio. Sebuah harapan penuh untukku ketika aku membuka handphone terdapat pesan dari Rio. Setelah dilihat, arghh.. Ternyata gak ada, padahal dia beberapa jam yang lalu membuat insta story. Sedikit nyesek, dan juga nyesel. Nyesek kenapa dia gak balas chatku? Kenapa chatku hanya di read doang? Tapi di sisi lain aku juga nyesel. Kenapa aku harus bales jutek? Padahal aku butuh chat seperti itu, darinya.

Besok, adalah hari Minggu. Otomatis aku gak pergi ngampus. Dan itu artinya, aku gak bakal lihat Rio. Aku gak bakal lihat reaksinya, apakah dia bakal marah sama aku atau enggak. Masa sih harus aku chat duluan? Nanti dia malah berpikir yang aneh aneh lagi. Dihh, enggak deh.

Keesokan harinya..

"Selamat pagi anakku, kenapa belum bangun? Tadi sholat shubuh gak?" tanya ibuku

"Hwaaa (kucek mata). Eh ibu, aku lagi halangan bu, maafin aku ya semalem tidurnya telat jadi jam segini baru bangun."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun