"Iya sayang gak apa apa, lagian mungkin kemarin kamu kecapean kan udah main sama sahabat kamu itu."
Ibuku, pengingatku. Muncul dibenakku nama Rio, dan bayangannya. Lagi lagi aku teringat chat kemarin. Duh.. Kenapa harus berlarut larut sih penyesalannya? Padahal kan itu caraku agar memalingkan perasaanku.Â
Salah satu cara agar aku lupa hal itu adalah, menugas. Aku kerjakan semua tugas bahkan yang deadline nya aja masih sekitar 1 bulanan lagi. Lumayan menguras waktu dan tenaga, sampai aku tertidur pulas tanpa kebangun seperti kemarin lagi.
Triiinggg..
Alarm ku berbunyi, kulihat waktu menunjukkan pukul 03:33. Waktuku untuk menjalankan aktivitas seperti biasanya. Hari Senin, waktunya untuk memulai kembali. Berangkat pagi, pulang sore. Setidaknya aku tidak akan merasa seperti orang bodoh lagi, memikirkan balasan chatku terhadap Rio.
Sesampainya dikampus, terlihat Rio sedang ada di taman. Haduh, mana kelasku lewat situ lagi. Terpaksa aku buru buru putar balik untuk mencari jalan lain. Tapi...
"Sha!" teriak Rio
Aku kaget, jalanku terhenti, aku takut lihat ekspresinya yang seperti macan. Seraam! Aku menghampiri Rio, sambil cengar cengir.
"Apa yo?" jawabku dengan ekspresi takut
"Kamu kayak gak kenal aja dah. Lewat gak nyapa, malah mau balik lagi."
"Hehe iya sorry, aku buru buru. Ada yang ketinggalan soalnya."