Mohon tunggu...
Nazwa Alifia putri
Nazwa Alifia putri Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Diamante Albaran

13 Desember 2022   14:03 Diperbarui: 13 Desember 2022   14:21 1162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku baik-baik saja tidak perlu dipikirkan,"

"Tidak apa untuk tidak baik-baik saja, kau juga hanya sebatas makhluk yang dapat merasakan sakit, tak apa aku disini. Aku berada di dekat mu, di samping mu,"

Kalimat per kalimat itu meluncur dengan lancar dari mulut Baran tidak ada kata tipuan di dalam sana, tidak ada kata yang bertujuan untuk memanfaatkan situasi. Kalimat itu sungguh tulus, layaknya setulus hati seorang Pria yg sedang jatuh hati untuk pertama kalinya.

Dan kalimat tersebut berhasil membuat Arcelia luluh, ia menangis. Menangis sakit dan senang, sakit yang berhasil ia keluarkan dan senang karena akhirnya setelah sekian lama ia mendapatkan bahu lebar yang hangat untuk sandarannya.

"Apa aku diizinkan memeluk dirimu?" Tanya Baran hati-hati, Arcelia menganggukan kepalanya perlahan. Setelah mendapat izin, dengan perlahan Baran menarik tubuh ramping Arcelia agar didekap oleh nya. Saat ini Residenza menjadi saksi kedua insan disana, dan menjadi saksi bahwa seorang Letnan sedang jatuh cinta pada insan milik Alderan.

Sial, aku luluh pada Guaritor Alderan,
Batin Baran.

MULAI TERBIASA

Setelah kejadian di Residenza keduanya kini berada di padang rumput saling menatap langit bebas.

"Hei, bagaimana keadaan di luar sana?"

"Rumit, rasanya seperti kau sedang terbang. Naik dan turun tidak karuan terkadang kau dapat merasa senang terkadang juga kau dapat merasa sedih dan sakit secara bersamaan. Tapi..itu yang membuatnya terasa sungguh luar biasa," Baran memberikan gambaran alur kehidupan dunia luar disertai dengan senyum tipis yang tercetak di bibir nya, membayangkan kehidupannya diluar sana. 

Arcelia menatap iri, sungguh impiannya sejak dulu hanyalah dapat keluar dari Planet ini. Ia bahkan belum pernah melihat Bintang Aldebaran maupun Orion yang terkenal itu, sungguh ia sangat iri pada Baran.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun