"Uhukk..uhukk..kh," Baran meremas perutnya yang tercetak bekas tusukan pedang disana,
"Sudah kubilang kau bukanlah tandingan kami sekarang Baran," ucap Jiba angkuh
"Grrhh--sialan..kau kuat hasil rampas kekuatan seseorang, mana bisa disamakan dengan ku yang sudah berbakat dari sananya," Baran berucap dengan memasang muka meremehkannya, dalam hati ia memaki. Bagaimana bisa ia disamakan dengan seseorang yang kuat tapi bukan dari usaha sendiri melainkan dari orang lain dengan ia yang berlatih keras sedari kecil untuk mendapatkan tubuh yang atletis serta kekuatan yang boleh di adu oleh sang Ayah?
Ohh tidak, ini seperti menjatuhkan harga dirinya.
"Sialan kau," saat pedang Jinba hendak mengenai leher nya, saat itu pula Baran menahannya dengan tangan kosong,
"Jangan pernah kau memperlihatkan wajah mu lagi dihadapan ku, sungguh hina," sesaat setelah itu Baran meninju tepat di wajah Jinba, lalu menyerang menangkis meninju wajah Mouton. Sesaat setelah itu ia menghampiri Mouton yang terkulai lemas, menarik lengannya lalu menginjak engsel lengannya dengan kuat,
"ARRRKKKKKHHHH," teriak Mouton kesakitan
"Berani sekali kau mengucapkan kata jalang pada nya," Baran memperkuat injakannya.
Bagi Baran, semakin Mouton meringkih kesakitan semakin ia bersemangat untuk melakukan hal gila lainnya,
Mungkin membunuhnya secara perlahan tidaklah buruk, batin Baran.
Terlalu asik dengan apa yang ia mainkan membuat Baran terlupa akan sosok seseorang yang ia tinju beberapa saat yang lalu, sampai membuatnya tidak sadar bahwa satu pedang kini bertengger di pinggang nya,