Mohon tunggu...
Nazwa Alifia putri
Nazwa Alifia putri Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Diamante Albaran

13 Desember 2022   14:03 Diperbarui: 13 Desember 2022   14:21 1162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Oohh..tidak. Hal itu dilarang," Baran menatap Arcelia dengan tatapan yang sukar diartikan.

"Maksud mu?" Baran memberanikan diri untuk bertanya,

"Di sini rasa cinta hanya sebatas cinta terhadap alam, aku tidak ditakdirkan untuk dapat mencintai sesama makhluk seperti dirimu. Lagi pun..memangnya seperti apa cinta terhadap seseorang?"


Baran sebenarnya tak sanggup untuk menjawab pertanyaan itu, ia kehilangan suasana diri ketika kenyataan Arcelia menusuk raga nya.
"Ah..itu--hhh..cinta terhadap seseorang itu ketika kau merasa senang melihatnya tersenyum, cinta itu ketika kau selalu ingin melindungi nya, cinta itu ketika kau akan memberikan apapun untuk kebahagiannya," Baran menatap lurus kedepan tanpa mengedipkan matanya, menatap lurus pemandangan yang disuguhkan.

Sumber: Pinterest
Sumber: Pinterest

"Ou aku melindungi semua tumbuhan disini dengan segenap jiwaku dan akan marah jika ada yang merusak nya. Eh? Apa cinta juga berarti rela berkorban untuk apa yang ia cinta?" Arcelia bertanya dengan wajah penasaran,

"Iya..cinta dapat berarti pengorbanan," Baran melirik kearah Arcelia sebelum ia menolehkan kepalanya secara menyeluruh kearah Arcelia, dengan tatapan teduh dan suara yang lembut, Baran mengatakan hal yang selama ini menjadi sebuah batu besar di hati nya,


"Arcelia--sama seperti itu, aku menyayangi mu sama seperti kau menyayangi Planet disini, aku akan melindungi mu seperti kau melindungi Planet disini, aku akan memberikan semua--apapun itu agar kau bahagia dan tetap tersenyum..lebih--lebih besar dari itu," Baran memeluk kedua lutut yang ia tekuk, menangkup kan kepala diatas tangan yang ia lipat sebagai bantalan dan tersenyum manis menatap lurus Arcelia,

Sumber: Pinterest
Sumber: Pinterest

"Kau tahu? Saat aku ditugaskan kemari aku berpikir akan segera menyelesaikan tugas ku disini lalu lekas kembali, namun setelah bertemu dengan mu--aku ingin lebih lama lagi disini..Arcelia," Entah sejak kapan namun setiap kali Baran menyebut namanya, Arcelia merasakan darah dalam tubuhnya berdesir laju.

"Bagaimanapun takdir kita nanti, kau akan selalu menjadi wanita yang kucintai setelah Ibu ku," pernyataan itu berhasil membuat Guaritor Alderan menatapnya dengan tatapan yang sukar diartikan,

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun