"Oohh..tidak. Hal itu dilarang," Baran menatap Arcelia dengan tatapan yang sukar diartikan.
"Maksud mu?" Baran memberanikan diri untuk bertanya,
"Di sini rasa cinta hanya sebatas cinta terhadap alam, aku tidak ditakdirkan untuk dapat mencintai sesama makhluk seperti dirimu. Lagi pun..memangnya seperti apa cinta terhadap seseorang?"
Baran sebenarnya tak sanggup untuk menjawab pertanyaan itu, ia kehilangan suasana diri ketika kenyataan Arcelia menusuk raga nya.
"Ah..itu--hhh..cinta terhadap seseorang itu ketika kau merasa senang melihatnya tersenyum, cinta itu ketika kau selalu ingin melindungi nya, cinta itu ketika kau akan memberikan apapun untuk kebahagiannya," Baran menatap lurus kedepan tanpa mengedipkan matanya, menatap lurus pemandangan yang disuguhkan.
"Ou aku melindungi semua tumbuhan disini dengan segenap jiwaku dan akan marah jika ada yang merusak nya. Eh? Apa cinta juga berarti rela berkorban untuk apa yang ia cinta?" Arcelia bertanya dengan wajah penasaran,
"Iya..cinta dapat berarti pengorbanan," Baran melirik kearah Arcelia sebelum ia menolehkan kepalanya secara menyeluruh kearah Arcelia, dengan tatapan teduh dan suara yang lembut, Baran mengatakan hal yang selama ini menjadi sebuah batu besar di hati nya,
"Arcelia--sama seperti itu, aku menyayangi mu sama seperti kau menyayangi Planet disini, aku akan melindungi mu seperti kau melindungi Planet disini, aku akan memberikan semua--apapun itu agar kau bahagia dan tetap tersenyum..lebih--lebih besar dari itu," Baran memeluk kedua lutut yang ia tekuk, menangkup kan kepala diatas tangan yang ia lipat sebagai bantalan dan tersenyum manis menatap lurus Arcelia,
"Kau tahu? Saat aku ditugaskan kemari aku berpikir akan segera menyelesaikan tugas ku disini lalu lekas kembali, namun setelah bertemu dengan mu--aku ingin lebih lama lagi disini..Arcelia," Entah sejak kapan namun setiap kali Baran menyebut namanya, Arcelia merasakan darah dalam tubuhnya berdesir laju.
"Bagaimanapun takdir kita nanti, kau akan selalu menjadi wanita yang kucintai setelah Ibu ku," pernyataan itu berhasil membuat Guaritor Alderan menatapnya dengan tatapan yang sukar diartikan,