Mohon tunggu...
Nazwa Alifia putri
Nazwa Alifia putri Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Diamante Albaran

13 Desember 2022   14:03 Diperbarui: 13 Desember 2022   14:21 1162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baran terhempas kuat, namun sebelum itu ia melihat dengan jelas apa yang sedang terjadi pada Arcelia.

"A--akh..rghh..ah..hhh," Baran terengah ketika hendak mendirikan tubuhnya, tubuhnya mati rasa karena banyaknya luka yang menghiasi wajah serta tubuhnya. Namun bukan itu yang ia pikirkan sekarang, ia berjalan lurus perlahan namun pasti, sesekali ia melirikkan kedua bola matanya untuk mencari seseorang. Hingga dari kejauhan nampak seseorang yang sedang berdiri cukup jauh dari nya, tidak begitu jelas terlihat karena banyaknya kabut asap yang menghalangi. Namun meski demikian Baran cukup hapal dengan siluet itu.

Baran perlahan melangkahkan kaki nya kearah siluet tersebut hingga kabut asap perlahan menghilang seperti itu pula siluet tersebut perlahan menampakkan sosok Empu nya, memperlihatkan seorang gadis yang nampak kacau dengan pakaian yang tidak lagi teratur serta darah yang perlahan keluar dari sudur bibirnya. Baran tergeming ketika sosok wanita tersebut meregangkan kedua lengannya, seakan mempersilahkan Baran untuk mendekapnya.

Baran perlahan mempercepat tempo berjalannya sampai ia benar benar berlari dengan laju, dapat ia rasakan ia telah menubruk tubuh seseorang yang lebih kecil dari nya. Sesaat mereka saling mendekap tubuh ringkih yang mereka peluk, seseorang yang lebih kecil dari nya terasa amat lemas namun sebelum ia terjatuh Baran lebih dulu merangkulnya. Menduduki nya di tanah dan memapah kepalanya dalam dekapan Baran. Arcelia, ia terjatuh tidak berdaya,

"Kau terluka Baran, biar ku bantu," Arcelia meletakkan telapak tangannya pada luka yang terus mengucur di sela sela bajunya, disana Arcelia dapat melihat beberapa sayatan besar sungguh hal itu menyayat hati nya juga.

"Bisa kah kau perhatikan dirimu saja? Simpan tenaga mu untuk mu bukan untuk orang lain! Hei--apakah kau dapat diobati dengan semacam tabib, jika iya aku akan segera membawa mu sekarang," ketika hendak mengangkat tubuh Arcelia, Baran dikejutkan dengan serpihan cahaya yang bertaburan terbang ke atas. Ia pun dengan cepat menolehkan kepala menatap Arcelia meminta penjelasan,

"Kau sudah tahu jawabannya, kau pun--sudah mengira apa yang akan terjadi selanjutnya," Arcelia menatap Baran lembut, mengusap wajah yang telah membuatnya terkesima selama ini dengan lembut dan penuh hati hati, takut jika ia menimbulkan keluarnya cairan mirip kristal yang biasa keluar dari kedua bola mata tersebut.
Namun seperti nya usaha nya tersebut tidak membuahkan hasil yang ia harapkan, Baran meneteskan air matanya dengan tatapan tak percaya menatap tepat pada manik mata Arcelia,

"Aku melakukannya dengan tujuan yang baik, tidak akan ada perebutan kekuatan Alderan, setidaknya hal ini dapat mengurangi kekacauan yang ada. Baran..apa ada yang ingin kau sampaikan?"

Baran terus meneteskan air mata nya tanpa bisa ia hentikan, kekecewaan begitu ia rasakan. Ia ingin marah, namun tak kuasa untuk sekedar melampiaskannya.
Rasa takut kehilangan semakin menjalar di raga nya ketika melihat semakin banyak serpihan cahaya yang dihasilkan Arcelia.

Tidak, Baran tidak ingin kehilangan dunia nya.

"Baran..ku rasa aku mulai mengerti apa yang kau rasa, tanpa sadar aku melakukan ini untuk mu. Aku mulai merasa amat marah ketika melihatmu bersimbah darah dengan pedang yang menancap ditubuh mu, tanpa berpikir panjang aku merubah wujud ke dalam wujud Diamante. Aku--benar benar hilang akal, yang ada dalam fokus ku adalah cara agar mereka berhenti melukai dirimu. Ku rasa..arti cinta sebagai pengorbanan, kini kurasai untuk mu.
aku merasakan cinta untuk mu Baran,"

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun