Mohon tunggu...
Nazwa Alifia putri
Nazwa Alifia putri Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Diamante Albaran

13 Desember 2022   14:03 Diperbarui: 13 Desember 2022   14:21 1162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


wajah? Ayolah, apa pendeskripsian itu kurang untuk menjelaskan ketampanan nya?
Wajah yang terukir sempurna, dengan hidung bak seluncuran, dan tubuh tinggi semampai.

Sumber: Pinterest
Sumber: Pinterest

Banyak rumor mengatakan bahwa Baran sangat mirip dengan Jenderal saat muda, yg membedakan hanya warna mata. Jenderal memiliki warna mata biru aquamarine , sedangkan Baran memiliki warna mata silver, pahatan yg sempurna.

"Ck, tidak perlu seperti itu aku bisa mengurus sendiri! Oh? atau kau meremehkan ku hah?! Ck argh, lebih baik kau lanjutkan saja pekerjaan mu!" demi Sang Dewi Bulan sungguh Gibran benar benar tidak menyukai Baran yang sedang kesal, pasalnya saat ia sedang kesal ia akan melampiaskannya pada siapapun atau apapun itu yang tidak ada sangkut paut nya dengan masalah yg tengah ia alami.

"Kau kenapa bodoh! Jangan melampiaskan kekesalan mu padaku! Berani nya kau," daripada takut atau memilih mundur, Gibran lebih memilih untuk maju dan menantang emosi Rekan nya itu. "Shhhh, ck." Baran hanya bisa menanggapi dengan desisan penuh kesal nya saja dan berharap sesosok makhluk yang berada di belakangnya pergi ditelan bulan.

"Hahh..jika kau masih ingin bicara tolong keluar saja, aku ingin beristirahat untuk besok pagi, karna kau tau bukan aku akan pergi bertugas besok, tugas yang panjang nan melelahkan menunggu ku saat Planet tercinta kita terkena sinar Matahari, jadi enyahlah dari hadapan ku," Setelah mengucapkan beberapa kalimat, Baran mendorong tubuh Gibran agar keluar dari kamar nya. 

Melihat Baran memperlakukan nya sedemikian rupa membuat Gibran menarik napas panjang, ia sadar tak seharusnya ia berkata seperti itu disaat Baran mempunyai kesibukan yg padat.

"Aku tahu cara apa yg dapat meringankan tugasnya,"

KEBERANGKATAN

Sinar Mentari telah pun tiba mengintip malu pada Planet 0045fZ. Planet itu tidak memiliki malam maupun siang, Planet mereka pun tidak dilapisi dengan lapisan Atmosfer, mereka dapat bernapas begitu saja tanpa menggunakan alat bantu, makhluk yg tinggal disana merupakan alien namun dengan wujud manusia. Memang ada kehidupan seperti itu di luar bumi, Alam semesta merupakan wilayah yg tidak memiliki cakupan, ia tidak memiliki ujung maupun dasar, kehidupan seperti Galaksi milik Planet 0045fZ dapat nyata. 

Wilayah yg tidak pernah diketahui oleh manusia Bumi, namun para manusia biasa menyebutnya dengan Dunia Paralel. Sebuah dimensi yg banyak mengandung Pro dan Kontra dari para Ilmuan. Namun siapa yang sangka? Jauh dari letak nya Galaksi Bima Sakti, terdapat Kehidupan yang beraneka ragam diberbagai Galaksi yang ada. Miliaran Bintang miliaran Kehidupan.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun