"Oke.. apa saja yang mesti aku siapkan?"
Dua hari ini situasi di rumah baik-baik saja.Â
Ah, bisa jadi Kak Carissa hanya berpikir berlebihan. Asalkan aku tidak menunjukkan tanda-tanda ketegangan bersamanya, dan bersikap seperti istri yang romantis dan sangat manut, keganasan Abbas tidak akan muncul.
"Seperti biasa saja, nanti kalau dokumen kantor biar aku saja yang siapkan", Abbas menatapku dengan hangat dan penuh cinta.Â
Oh, Abbas, andai kamu setiap hari seperti ini.
"Oke", balasku dengan senyuman hangat, trenyuh dengan sikapnya yang membuatku selalu teringat dengan Abbas yang kukenal.
"Terima kasih, sayang", senyumnya benar-benar menenangkanku, membuatku sejenak terlupa akan senyumannya yang bisa jadi sangat beringas.
Keberingasan yang baru kutemui satu tahun pernikahan kami.Â
Beruntungnya, ia tidak pernah beringas terhadap Fara dan Fania, kedua buah hati kami.Â
Ia masih berperan sebagai ayah yang baik.
Hal tersebut yang mungkin membuatku masih bertahan akan pernikahan kami, karena aku sangat memahami tidak semua orang tua tiri mampu mencintai anak orang lain seperti anak kandungnya.