Mereka memang hampir setiap malam datang ke cafe ini.
Dari yang saling tidak mengenal dengan langgananku lainnya, sampai akhirnya cafeku menjadi wadah komunitas bagi setiap pelangganku yang siap berbaur.
"Ah, itu alesan aja, supaya dia bisa ketemu elu", ceplosku, karena sejak bertemu Kayla lah, Jordi selalu mampir ke cafe.
Dan kalau Kayla belum tiba atau sesudah pulang dari cafe, yang diobrolin hanya tentang Kayla, sampai aku sempat mengira pengalaman hidup Jordi dari perut mamanya hingga hari terakhirnya, hanya terkotak dengan yang namanya Kayla.
Bahan obrolan lain benar-benar tidak disentuhnya.
"Oh ya?" tatapan kosong Kayla mulai terlihat sinarnya.
"Beneran, tuh tanya aja Kak Awan", jawabku.
Semburat merah muncul di pipinya, senyum pun mengembang.
Kutemani Kayla bernostalgia tentang kekasih yang dicintainya.
Ah, beruntung aku sudah menonton Hospital Playlist, dimana Ahn Jeong Won mengatakan pada Jang Gyeo Wool, kekasihnya, bahwa sang ibu pasien selalu datang ke rumah sakit, walau anaknya sudah tiada, itu karena ingin mengenang kehadiran anaknya melalui cerita dokter dan suster yang merawat.
Malam ini kami ngobrol panjang mengenang Jordi, yang telah kembali ke pangkuan sang Pencipta, karena sebuah kecelakaan.