Enam bulan yang lalu...
"Bro, gue minta bantuan dong, ajarin gue bikin Brown Latte, tar gue bayar lebih dah, itung-itung kursus!" pinta Jordi kepada Awan, sang barista sekaligus kekasihku.
"Lu mau buka caf, Jor?", tanya Awan yang pastinya oke saja mengajarkan cara membuat minuman.
"Kagak, gue pengen pedekate sama si Kayla", Jordi mengakui tanpa tendeng aling-aling, mungkin sebagai jalan pintas agar Awan segera mengajarkannya.
Ah, memang ya kalau pria sedang dimabuk cinta, ada saja akalnya untuk mendekati perempuan yang disukainya, walau baru bertemu beberapa kali saja.
Tidak heran sebenarnya kalau Jordi sampai menyukai Kayla, aku sendiri, sebagai perempuan, juga terpesona melihatnya.
Tubuhnya tinggi semampai dan gerakan tubuhnya sangat anggun.
Wajahnya sangat enak dilihat, sorot matanya sangat teduh, membuat kita yang memandang merasa nyaman dan tenang.
Wawasannya pun luas, ngobrol dengannya, nyambung terus dan kita tidak pernah kehabisan topik. Bahkan Awan yang begitu pendiam saja, bisa uplek ngobrol dengannya.
Jordi pastinya merasakan getaran yang lebih dahsyat ketika melihat Kayla.
Cara pembuatan Brown Latte yang ingin dipelajari Jordi, bukan tanpa alasan, Kayla selalu memesan minuman tersebut sejak pertama kali datang ke sini, dan sampai sekarang tidak pernah berubah.