Brown Latte selalu dipesannya setiap malam, seakan menemani wanita tersebut menatap jendela bening yang menyeruakkan gelapnya malam.
Ia menanti kedatangan kekasihnya yang tidak akan pernah datang lagi.
"Lupakanlah", itulah saran yang akan dikatakan orang.
"Relakan saja, yang pergi tidak akan pernah kembali", pasti akan menjadi saran orang yang hanya tahu secuil dari kisahnya.
Kalau aku menuruti logika, mungkin aku akan menyarankan hal yang sama. Merelakan kekasihnya yang sudah pergi.
Akan tetapi, naluri wanitaku lebih tinggi, aku berempati pada wanita tersebut.
Karena itu, aku membiarkan dirinya tiap malam datang kesini, memesan minuman yang sama setiap harinya, untuk mengenang kehadiran kekasihnya, seakan pria yang dicintainya akan menemuinya.
Biarlah orang berkata apa tentang wanita tersebut, mereka tidak pernah tahu, terakhir ia bertemu dengan pria yang dicintainya adalah momen yang mestinya membuat ia menangis terharu, karena bahagia.
***
Sebulan yang lalu...