Tampak beberapa bintang besar, bulan lagi libur, tak nampak.Â
Sampai rumah, ku ketakkan sajadah ungu dan kupluk putih ku dibangku teras belakang.Â
Aku langsung masuk kakus, pipis dan berwudhu.
Beranjak dari kakus, ambil sajadah dan kupluk dan ke kamar.Â
Buku ku siapkan, tas kecil dan hape aku camgklong.Â
Motor aku keluarkan, tanpa panaskan mesin langsung gas kerumah Simbah.Â
Parkir dihalaman depan, aku mampir ke mushola keramat merapihkan empat sandal jamaah yang masih wirid.Â
Kemudian, lanjut aku masuk kerumah Simbah, biasa lagi duduk disinggasana.
Sembari menikmati lintingan tembakau yang baunya sangat tidak enak.Â
Ku jabat dan cium tangan Simbah langsung ku duduk didepan tipi.Â
Malas dengan asap rokoknya, pun Simbah sambil batuk-batuk.Â