"Pak, kapan saya boleh pulang ya?" tanyaku kepada karyawan yang sedang bertugas.
      "Ibu yang baru melahirkan semalam ya? Menurut peraturan, ibu harus di observasi dulu selama 4 hari sebelum pulang, bu." Katanya tersenyum menjawabku. "Ah SIAL!" itu terlalu lama untukku dan aku sudah merasa ini bukan rumahku dan aku mau pulang.
      "Kenapa harus 4 hari ya? Biasanya boleh langsung pulang pak!" kataku berusaha agar secepatnya aku bisa pulang.
      "Ya kalau normal biasanya bisa boleh seperti itu, sementara data lab ibu sebelum melahirkan tidak normal bu, ini GDP ibu jauh dibawah normal, tekanan darah ibu juga rendah, kami tidak menyarankan untuk pulang sekarang." Karyawan tersebut mencoba untuk memberitahukan penyebab aku tak bisa pulang segera dikarenakan banyak hasil yang rendah dibawah normal. Ya benar, saya menjalankan pola hidup tanpa karbo dan gula, maka sudah dapat dipastikan bahwa GDP ku akan jauh dibawah orang-orang normal biasanya, kemarin aku disuguhkan hingga 3 gelas teh manis tapi tidak kusentuh sama sekali, kubuang semuanya di kamar mandi. Aku sudah hampir 5 tahun menjalankan pola hidup ini karena beberapa hal yang menurutku baik untuk dilanjutkan. Mama ku sudah lama terkena diabetes, aku takut bahwa nanti itu akan menurun kepadaku, makanya aku memutuskan untuk tidak konsumsi karbo dan gula. "AH SIAL!" aku sulit untuk dapat pulang ke rumah. Puskesmas ini membuatku stress dengan hal yang tidak masuk akal. Aku tidak dapat berbicara dengan Billa, bagaimana aku tau untuk menyikapi hal ghoib disini. Aku butuh secepatnya dapat berbicara dengan anakku.
      "Tidak bisa lebih cepat lagi pak dari 4 hari, saya jenuh disini!" kataku kepada karyawannya
      "Sabar ya bu, insyallah kami usahakan." Katanya tersenyum manis. "Memang ada apa ya bu? Apa ibu tidak nyaman di kamar rawat sekarang?"
      "Ya benar! Aku tidak nyaman di kamar sekarang, apakah bisa aku dipindahkan ke kamar lain?" kataku semangat mendengar pertanyaannya.
      "Oh itu bisa bu, boleh nanti akan kami pindahkan ke kamar sebelah sini!" Dia menunjukkan kamar yang tidak terlalu besar tapi juga kulihat tidak ada celah jendela. Berarti aman untukku, akhirnya aku kembali ke kamarku menyiapkan untuk kepindahan ke kamar lain. Aku berjalan perlahan sambil menggendong bayiku, tidak sengaja aku menabrak seorang ibu-ibu hamil yang kehamilannya sepertinya sudah memasuki bulan akhir, perutnya sangat besar kedepan, lalu aku dengan cepat bilang, "Maaf ya bu!" tapi ibu-ibu hamil tersebut seperti tidak menghiraukanku. Aku terhenti lalu terpaku diam melihat kearah depan, tak menunggu lama aku membalikkan badanku dan melihat ibu-ibu hamil yang baru kutabrak. "OH MY GOD!" kembali terkejut aku melihat lumuran darah dibelakang daster yang digunakannya dan darah yang menetes hingga ke kaki dan betisnya. Ini pasti bukan manusia, pikirku dengan tolol. Ya jelas bukan manusia, mana ada manusia dengan santainya berdarah-darah berjalan di koridor puskesmas. Seorang suster melihat kejadian tersebut menghampiriku.
      "Kenapa bu? Apa yang bisa saya bantu?" tanyanya menghampiriku yang masih terdiam diri dengan kejadian tersebut.
      "Tidak papa mbak!" aku masih terdiam, tak tau apa yang terjadi dengan diriku, kenapa aku diberikan kekurangan ini.
      "Ya kok seperti melihat hantu bu?" tanya suster tersebut tidak mengetahui isi hatiku yang campur aduk, "YA HANTU!" teriakku dalam hati. Sembarangan dia kalau bicara, memang aku baru saja menabrak seorang ibu-ibu hamil yang sudah jadi hantu. Aku tak tau lagi harus berbicara apa, aku bingung, aku ingin Billa ada disini karena hanya dia yang dapat memberitahukan apa arti ini semua.