Mohon tunggu...
Nada Taufik
Nada Taufik Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Seorang writer, producer film, stand up comedian, fotografer, mentor Ketofastosis, business woman yang bergerak dibidang Bags dan Fashion. Pernah bergerak dibidang tarik suara (singer), Host dan MC.

Selanjutnya

Tutup

Horor

His Spirit Still Alive Part 3

29 Mei 2023   21:34 Diperbarui: 30 Mei 2023   03:38 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            "Wow, itu terdengarnya aneh! Apa yang nenek itu bilang?" tanya Billa penasaran kepada ceritaku.

            "Tidak ada yang aneh, hanya bilang bahwa kakek itulah yang membunuhnya. Bunda juga tidak mengerti apa maksudnya. Setelah kejadian nenek itu, tak lama bunda menabrak ibu-ibu hamil di koridor puskesmas, bunda langsung meminta maaf tapi tidak dijawab. Ternyata itu pun ibu hamil yang baru saja mengalami kecelakaan malamnya. Ini benar-benar kejadian baru untuk bunda. Apa yang harus bunda lakukan Billa? Bunda takut!" jawabku menanyakan perihal yang sama kepada cleaning service yang kemarin. Setidaknya Billa sudah berpengalaman dengan hal yang ghoib, sementara aku mungkin masih "FRESHMAN YEAR" kelas pemula. Aku tidak tau apa yang akan terjadi kedepannya, sepertinya akan lebih menyeramkan lagi. Aura di puskesmas ini membuatku setiap menit merinding, apalagi jika ada suara bunyi pintu di buka, walaupun puskesmas ini terbilang masih baru karena baru di renovasi dan tempatnya pun bersih tidak seperti puskesmas di kampung. Jauh berbeda dengan puskesmas jaman dulu, jaman sekarang sudah ada sinyal wifi, kamar mandi nya pun bersih, hanya saja ruangannya masih tetap seukuran dulu.

            "Welcome to my life! Selamat datang di duniaku, bunda." Billa menjawab sambil tertawa kecil. Dia tidak kaget akan semua cerita aneh yang kualami, justru malah tertawa dan meledekku.

            "Hey, bunda serius. Ini serius loh bukan main-main. Kenapa ketawa coba?" tanyaku kenapa anakku, obrolan kami pun makin seru karena bayiku berhenti menangis.

            "Bun, biasanya mereka wujud kan, ada waktu tertentu mungkin mereka senang karena bisa komunikasi dengan manusia tapi juga ada waktu dimana mereka akan memberitahukan sesuatu yang akan kita hadapi. Yang perlu kita jaga adalah perasaan kita. Jangan sampai kita merasa takut, jangan pernah kita merasa sendirian, mereka akan lebih senang jika tau kita ketakutan. So Face it!" kata Billa menerangkan kepadaku. Sepertinya ini bukan hal pertama untuk Billa, ya anggap saja Billa mungkin lebih kecil usia nya dariku tapi pengalaman spiritualnya jauh lebih banyak daripada aku. Atau mungkin benar kata mbak cleaning service, aku hanya tidak mau perduli tentang mereka. "Ah entahlah!" pikirku dalam hati. Tiba-tiba HP ku bergetar, tanda ada pesan singkat yang masuk. "Watch Out!" Kata-kata "Hati-hati" dari nomor HP papa, aku sudah tidak aneh lagi akan menerima hal itu. Kenapa kata-kata "Hati-hati" yang digunakan disitu, ada apa sebenarnya yang sedang terjadi atau mungkin akan terjadi.

            "Bil, kakek mengirim pesan "Watch Out!" apa ini maksudnya? Kamu mengerti kah?" tanyaku kepada Billa

            "Yah, sudah ga aneh bun. Dari kemarin kan kita juga sudah di wanti-wanti untuk ber hati-hati, tapi apa masalahnya pun kita ga pernah dikasih tau. Ya sudahlah bun, jam 11.20 PM mungkin memang jam spiritual yang bisa digunakan kakek untuk mengirim pesan. Kenapa dia tidak memilih pesan, "Saya baik-baik saja!" kan lebih enak kita baca?" jawaban Billa selalu membuatku tertawa, mana ada kita bisa menyesuaikan keinginan kita dengan apa yang akan dikirimkan sesuatu yang sudah pasti itu energi. Karena HP papa sudah aku matikan sementara, tidak kubayarkan lagi tagihannya. Aku sudah meminta operator pun mematikannya, tapi tetap masih bisa digunakan oleh energi yang berbeda.

Bersambung Part 4

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun