6. Menuntut siswa untuk menghasilkan produk atau kinerja yang menunjukkan pemahaman mereka terhadap materi yang dipelajari.
Dengan demikian, pendekatan ini tidak hanya menekankan pada pemecahan masalah secara akademis tetapi juga pada penerapan konsep-konsep dalam konteks yang relevan dengan kehidupan siswa.
Â
- Prinsip Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Â
Problem based learning (PBL) adalah strategi pembelajaran yang memiliki prinsip-prinsip khusus yang diterapkan saat diimplementasikan. Menurut Barrows (1985), "The basic outline of the PBL process is encountering the problem first, problem-solving with clinical skills and identifying learning needs in an interactive process, self-study, applying newly gained knowledge to the problem and summarizing what has been learned."
Prinsip utama PBL adalah menggunakan masalah nyata sebagai sarana untuk mengembangkan pengetahuan siswa serta kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah. Masalah nyata ini bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari dan dapat dipilih oleh guru atau peserta didik berdasarkan pada kompetensi dasar tertentu. Masalah tersebut bersifat terbuka (open-ended problem), yang berarti memiliki banyak jawaban atau strategi penyelesaian, mendorong peserta didik untuk mengidentifikasi berbagai strategi dan solusi. Masalah juga bersifat tidak terstruktur dengan baik (ill-structured), yang berarti tidak dapat dipecahkan langsung menggunakan formula atau strategi yang ada, tetapi memerlukan informasi tambahan dan kombinasi strategi untuk menyelesaikannya.
Kurikulum 2013 mengakui bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan secara pasif dari guru ke peserta didik. Dalam PBL, peserta didik ditempatkan sebagai pusat pembelajaran (student-centered), sementara guru berperan sebagai fasilitator yang membantu mereka aktif dalam menyelesaikan masalah dan membangun pengetahuan mereka melalui kerja sama dalam kelompok atau berpasangan.
Berikut adalah prinsip dasar implementasi PBL yang dapat disimpulkan dari uraian di atas:
1. Pembelajaran berorientasi pada siswa dan aktif.
2. Pembelajaran dilakukan melalui diskusi dalam kelompok kecil di mana semua anggota berkontribusi secara aktif.
3. Diskusi dimulai dengan masalah yang bersifat interdisipliner dan relevan dengan kehidupan nyata.