Mohon tunggu...
Mutiara RahmaKharimah
Mutiara RahmaKharimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

suka menonton konten pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Base Learning)

25 Juni 2024   17:23 Diperbarui: 25 Juni 2024   17:26 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Terdapat tiga ciri utama dari Pembelajaran Berbasis Masalah. Pertama, ini melibatkan serangkaian aktivitas pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, serta menyimpulkan hasilnya. Kedua, fokus aktivitas pembelajaran adalah penyelesaian masalah, di mana masalah menjadi titik tolak dari proses pembelajaran. Ketiga, proses pemecahan masalah dilakukan dengan pendekatan berpikir ilmiah, yang melibatkan berpikir deduktif dan induktif secara sistematis dan berdasarkan fakta empiris.

Untuk menerapkan Pembelajaran Berbasis Masalah, seorang guru harus memilih bahan pelajaran yang menghadirkan permasalahan yang dapat dipecahkan. Bahan tersebut dapat berasal dari berbagai sumber seperti buku teks, peristiwa lingkungan sekitar, peristiwa keluarga, atau isu-isu kemasyarakatan, yang relevan dengan kurikulum yang berlaku. Ada beberapa kriteria dalam memilih bahan pelajaran untuk Pembelajaran Berbasis Masalah: harus mengandung isu konflik yang dapat diambil dari berita atau rekaman video, familiar bagi siswa, berkaitan dengan kepentingan umum, mendukung tujuan kompetensi sesuai kurikulum, dan menarik bagi minat siswa.

Problem Based Learning (PBL) adalah strategi pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai insentif untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan agar dapat memahami dan menemukan solusi atas masalah tersebut. Masalah yang digunakan dalam PBL adalah masalah nyata yang tidak terstruktur dan bersifat terbuka, yang menjadi konteks bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah, berpikir kritis, dan membangun pengetahuan baru.

Salah satu model pembelajaran yang sedang menarik perhatian dalam kalangan pendidik adalah Problem Based Learning (PBL). PBL melibatkan siswa dalam usaha untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan tahapan metode ilmiah, yang memungkinkan mereka untuk mempelajari pengetahuan yang berkaitan dengan masalah tersebut dan mengembangkan keterampilan dalam memecahkan masalah. Model ini bertujuan agar siswa dapat berpikir kritis dan mandiri, serta terampil dalam mengambil inisiatif dalam menyelesaikan masalah dunia nyata.

PBL melibatkan siswa dalam pemecahan masalah melalui tahapan metode ilmiah, yang memungkinkan mereka untuk mempelajari pengetahuan yang relevan dengan masalah yang dihadapi dan mengembangkan keterampilan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang konsisten, masalah yang diberikan harus sesuai dengan kurikulum, relevan dengan konteks pembelajaran, dan muncul dari lingkungan yang dikenal peserta didik, sesuai dengan fakta empiris yang ada. Semakin dekat masalah tersebut dengan lingkungan siswa, semakin mudah bagi mereka untuk memahami masalah dan menemukan solusinya.

  • Urgensi Model Pembelajaran Berbasis Masalah

 

Problem based learning dianggap sangat penting untuk mendukung implementasi Kurikulum 2013 yang sedang berlangsung. Beberapa alasan mengapa problem based learning dinilai krusial adalah sebagai berikut:

1. Seorang lulusan tidak dapat menyelesaikan masalah hanya dengan satu disiplin ilmu saja. Mereka perlu mampu menggunakan dan mengintegrasikan pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu, serta mencari pengetahuan baru yang diperlukan untuk menangani masalah yang dihadapi. Melalui PBL yang dimulai dengan pemberian masalah sebagai pemicu kepada siswa, pembelajaran dapat diterapkan secara spiral dengan memilih konsep dan prinsip dari berbagai cabang ilmu yang relevan sesuai dengan kebutuhan masalah. Ini memastikan bahwa sebagian besar atau seluruh materi dari berbagai cabang ilmu tersentuh dalam proses pembelajaran.

2. Integrasi antara berbagai konsep, prinsip, dan informasi dari berbagai cabang ilmu dapat terjadi secara alami dalam PBL. Hal ini memungkinkan siswa untuk melihat dan memahami hubungan antar disiplin ilmu dalam konteks pemecahan masalah konkret.

3. PBL mendukung pengembangan kemampuan siswa untuk terus-menerus melakukan pembaruan dan pengembangan pengetahuannya (up-dating), sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berubah.

4. Model ini juga mendorong siswa untuk mengembangkan perilaku sebagai seorang pembelajar sepanjang hayat (life-long learner), di mana mereka terbiasa untuk terus belajar dan mengembangkan diri sepanjang karier mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun