Dikarenakan filsafat ini membahas sesuatu secara mendasar dan radikal, maka filsafat ini menjadi sumber dari segala pemikiran dalam bidang-bidang tertentu yang pada suatu waktu mengemuka adanya filsafat bahasa, filsafat sejarah, filsafat pendidikan dan filsafat kebudayaan dan lain-lain. Masing-masing konsentrasi pembahasan filsafat membentuk sebuah atau beberapa cabang ilmu yang dapat diterapkan dalam hidup manusia, baik untuk menyelesaikan permasalahan hidup sehari-harinya, maupun untuk mengembangkan proses perjalanan keilmuan baru.
Sebagai contoh, filsafat bahasa memperhatikan tentang bahasa dan untuk mewujudkan pernyataan-pernyataan yang berbentuk logis, ringkas dan terbaik yang sesuai dengan fakta dan arti yang disajikan.
Pada bab ini juga dijabarkan tentang sejarah perkembangan filsafat yang merupakan studi kritis tentang pembentukan dan perkembangan filsafat dari sejak mula sampai sekarang, dan melintasi masa depan.
Bentuk filsafat yang "tidak memiliki bentuk" ini menjadikan sejarah tentang filsafat merupakan filsafat itu sendiri, bukan dalam arti pengetahuan yang sudah ada, tetapi lebih dalam arti pengetahuan itu sendiri dalam proses menjadi. Dari pengertian ini, bermula perkembangan para ilmuwan sejarah filsafat lebih mengacu kepada perubahan dan perkembangan-perkembangan temporal filsafat daripada isi dan makna filsafat.
Filsafat merupakan percaturan dan pergulatan manusia dengan masa-masa sebuah sejarah hidup, baik manusia maupun proses alam semesta ini, maka sejarah filsafat "tidak memikiki sejarah" dalam arti selalu berkembang sesuai zaman, dan tidak ada kesempurnaan jawaban dari pertanyaan filsafat. "Jawaban yang merupakan pertanyaan" filsafat pada masa tertentu bukan sebuah bentuk kebenaran dan kepastian, akan dijadikan sebagai landasan berpikir kemudian hari. Selama masih ada manusia di alam semesta ini, selama itu sejarah filsafat bersemi dan berkembang tanpa henti.
Dalam diskusi kritis tentang sejarah filsafat, tidak diperbolehkan membahas apa yang diungkap manusia pada masa lalu, tetapi kebenaran apa yang sudah diungkap, untuk dijadikan sebagai topik pembahasan berikutnya.
Perkembangan filsafat tidak memiliki masa lalu, masa sekarang dan masa depan, tetapi memiliki fase-fase perkembangan yang dapat dipetakan berdasarkan belahan masa tertentu, yaitu :
-
Filsafat Klasik atau Kuno, berkembang mulai dari permulaan antara orang-orang Yunani di pantai Ionia di Asia kecil sampai pada perwujudan akhirnya dalam Neo-platonisme, termasuk semua bentuk pemikiran India dan China yang memiliki unsur-unsur berpikir filosofis di bawah suatu pandangan moralistik atau religius.
-
Zaman Pra-Sokrates, berkembang sebelum masa Sokrates. Ditandai oleh upaya menemukan prinsip (arche) yang menjadi dasar dari segala sesuatu yang ada. Meraba prinsip tersebut, Thales (624-562 SM) menyebut air sebagai azas segala yang ada, Anaximander menyebut yang tak terbatas, Anaximenes menyebut udara, Heraklitus menyebut api, Pythagoras dan para pengikutnya membuat studi tentang alam dalam kaitan dengan angka.
-
Zaman para Sofis, berkembang pada masa Protagoras (480-410 SM) sebagai pendiri. Tampil juga Sokrates, Plato, Aristoteles dan semua pengikut mereka dikenal sebagai neoplatonisme, di mana pada saat itu pikiran manusia sudah mulai terarah pada manusia, relasi antar manusia dan relasi manusia dengan alam dan manusia lain.
-
Abad Pertengahan dan Skolastisisme, dimulai pada sekitar 500 M sampai 1500 M. Pada masa Agustinus (354-430 M) sampai tahun 1000 M dikenal dalam sejarah filsafat sebagai periode transisi. Kemudian pada abad 11 ditandai tumbuhnya pendidikan dan perguruan-perguruan khusus. Pada abad 12 ditandai oleh tumbuhnya universitas-universitas. Puncak perkembangan sejarah filsafat abad pertengahan bersinar pada abad 13, ditandai oleh karya-karya besar para filsuf seperti Roger Bacon (1214-1293 M), Bonaventura (1217-1274 M), Albertus Agung (1206-1280 M), dan Thomas Aquinas (1224-1274 M). Zaman ini juga disebut Skolastisisme puncak. Salah satu perbedaan filsafat Yunani-Romawi dengan abad pertengahan ialah para pemikir Kristen abad pertengahan percaya akan suatu relevasi Ilahi yang definitif. Relevasi Ilahi ini terkutip dalam kitab suci dan diyakini sebagai kebenaran yang pasti. Ciri khas pada masa ini adalah relasi iman dan akal budi manusia.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!