Mohon tunggu...
Muhibbuddin Abdulmuid Yassin Marthabi
Muhibbuddin Abdulmuid Yassin Marthabi Mohon Tunggu... lainnya -

Saya manusia biasa yang makan dan minum...bisa lapar dan haus..yang bisa senyum dan sakit...bisa gembira dan luka hati...bisa tertawa dan meneteskan air mata...seperti teman-teman semua...saya manusia...\r\nTapi hamba ini berdo'a..jika hamba mati..darah hamba mengalir di bumi dan menulis kalimat الله\r\n\r\nwww.suaramuhibbuddin.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Download Gratis Book Report "Filsafat Ilmu Dalam Pendidikan Tinggi"

17 Oktober 2011   05:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:51 14355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Abad ke-5 s.d ke-4 SM, ilmu pengetahuan antik dan filsafat mulai tumbuh atas dukungan kebudayaan Yunani. Pemikiran rasional dalam bentuk pertanyaan "mengapa" sudah diungkapkan di zaman Aristoteles. Hal itu menunjukkan sebab akibat sehingga muncul hakikat.

  • Abad ke-5 s.d ke-4 SM, alam pemikiran mistik

  • Abad ke-9 s.d ke-13 M, filsafat timur (Islam).

  • Abad ke-14 s.d ke-16 M, pengaruh agama sangat kuat. Ini sebelum masa renaisans.

  • Abad ke-16 s.d ke-17 M, terjadi reformasi ilmu pengetahuan klasik. Pada abad ke-16 s.d ke-17 M, di eropa disebut zaman modern. Pada abad ini hukum mulai dipandang dalam hubungannya dengan kebebasan manusia yang kemudian melahirkan negara-negara nasional.

  • Abad ke-20. Zaman teknologi, yang memandang hukum sebagai faktor dalam perkembangan kebudayaan dan sebagai obyek penyelidikan ilmiah. Pada masa ini terjadi pengelompokan ilmu-ilmu pengetahuan menjadi ilmu alam, ilmu kelompok manusia (sosial), dan ilmu kemanusiaan.

  • 2. Klasifikasi Ilmu Pengetahuan

    Asal usul ilmu pengetahuan bersumber dari Tuhan sebagai pencipta ilmu, dalam bentuk tertulis dan tidak tertulis. Tertulis dalam rupa kitab suci agama samawi termasuk Al Qur'an. Tidak tertulis berupa alam semesta.

    Ilmu pengetahuan yaitu pengetahuan yang diperoleh melalui metodologi ilmiah yang berarti setiap masalah yang dapat dijawab oleh manusia dengan menggunakan metodologi ilmu tersebut disebut masalah ilmiah. Metodologi ilmiah adalah metode yang mempunyai urutan tindakan yang harus dilakukan oleh seseorang untuk memecahkan persoalan ilmiah. Urutan tersebut adalah 1) pengamatan, 2) menyusun permasalahan dari data hasil pengamatan, 3) membuat asumsi atau hipotesis, 4) menguji hipotesis dengan penelitian, dan 5) menyusun teori. Dalam ilmu-ilmu sosial ada yang hanya mengajukan asumsi tanpa hipotesis.

    PART 3 : PRODUCT Dalam bagian ini dipaparkan tentang indentifikasi dan arti filsafat pendidikan, fenomena pemikiran para filsuf klasik tentang filsafat pendidikan. Dalam bagian ini juga dipaparkan tentang lingkup filsafat pendidikan pada zaman modern, dan paparan aliran filsafat modern dalam kaitannya dengan filsafat pendidikan. Dalam bagian ini juga dipaparkan indikator kebenaran di pendidikan tinggi dari aspek ontologi, epistemologi dan aksiologi. Lingkup dan aktivitas pendidikan tinggi, sejarah pendidikan tinggi sejak zaman klasik sampai dengan zaman kontemporer abad terkini, bentuk perguruan tinggi, Perguruan tinggi tertua di dunia dan di Indonesia, landasan filosofis penyelenggaraan pendidikan tinggi, refleksi filosofi kebenaran akademik dan otonomi keilmuan di perguruan tinggi.

    Pada bab ini dijabarkan tentang filsafat pendidikan yang merupakan suatu studi tentang prinsip-prinsip mendasar dari teori pendidikan. Secara pragmatisme, filsafat pendidikan membahas tentang nilai-nilai atau tujuan-tujuan pendidikan. Beberapa teori pendidikan klasik yang sudah mengembangkan filsafat pendidikan antara lain; humanisme yang melihat pelayanan terhadap komunitas manusia sebagai tujuan esensi pendidikan; naturalisme yang melihat manusia secara natural baik sehingga pendidikan bertugas menyiapkannya menuju kenaturalitasnya yang polos; scientisme untuk menerapkan metode-metode sains terutama psikologi dalam proses praktik pendidikan; nasionalisme yang menempatkan individu di bawah kepentingan negara atau umum; progresivisme yang menilai tinggi makna kebebasan dan melih at pendidikan sebagai proses berterusan demi pengarahan di masa depan; rekonstruksionisme sosial yang melihat tugas utama pendidikan yaitu reformasi sosial dan menyelesaikan persoalan-persoalan sosial manusia; tradisionalisme yang berpandangan bahwa institusi pendidikan dan perguruan tinggi harus mengasingkan diri dari keterlibatan dengan kegiatan sosial yang umum demi merencanakan masa depan dan mengembangkan kapasitas intelektual.

    HALAMAN :
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun