Setelah presentasi, biasanya mereka membagikan dokumen atau sumber yang digunakan. Saya menyalin seluruh teks tersebut (Ctrl + A dan Ctrl + C), lalu menempelkannya di Perplexity. Setelah itu, saya memberikan perintah, "Ubah teks berikut agar lebih jelas dan mudah dipahami."
Saya merasa lebih nyaman membaca teks yang lebih elaboratif daripada slide presentasi yang hanya berupa poin-poin singkat. Jika saya ingin memperdalam lagi, saya akan meminta AI, "Sebutkan 5 topik penting dalam teks ini." Dengan cara ini, saya bisa memahami materi lebih mendalam.
Metode ini mungkin terdengar sederhana, tetapi sangat efektif dalam membantu saya memahami materi yang sulit.
Mungkin ada chatbot yang lebih baik dari metode ini, tetapi sejauh ini saya belum menemukannya atau belum tertarik mencobanya. Ada juga kemungkinan saya memiliki akses ke chatbot yang lebih canggih, tetapi bersifat berbayar. Yang jelas, selama Anda memiliki keinginan untuk belajar, AI bisa menjadi alat yang sangat bermanfaat dalam proses pendidikan dan pengembangan diri.
Demikian yang dapat saya bagikan dalam artikel ini. Semoga apa yang disampaikan dapat bermanfaat dan menjadi bahan pertimbangan bagi Anda. Perlu diingat, apa yang saya paparkan bukanlah satu-satunya pedoman. Tetaplah belajar dari sumber lain.
Jika terdapat kekeliruan dalam artikel saya atau ada hal yang ingin didiskusikan, silakan tinggalkan komentar. Saya sangat terbuka terhadap kritik dan perbedaan pandangan.
Sebagai penutup, saya teringat sebuah kutipan yang saya temukan dalam perjalanan dari Taman Suropati menuju Taman Menteng:
"Kebenaran mungkin bisa kalah, tapi kebenaran tidak pernah salah."
Ini adalah artikel pertama saya. Jika Anda menyukai ide-ide yang saya sampaikan, jangan ragu untuk memberikan like, komentar, dan membagikan artikel ini. Terima kasih!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H