Mohon tunggu...
Muhamad Abdul Malik Kholidin
Muhamad Abdul Malik Kholidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Magister Akuntansi - NIM 55523110001 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaan Pajak - Dosen : Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Quiz ke 13_Pemeriksaan Pajak_Proses Auditing Sektor Usaha Perkebunan Sawit Pada PT. Gua Selomangleng

12 Desember 2024   22:38 Diperbarui: 12 Desember 2024   22:38 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Quiz ke 13_Pemeriksaan Pajak_Proses Auditing Sektor Usaha Perkebunan Sawit Pada PT. Gua Selomangleng

Soal Pertama

Tahapan Audit Perkebunan Sawit

Dalam audit laporan keuangan PT Gua Selomangleng yang bergerak di sektor perkebunan sawit, tahapan audit terdiri atas empat langkah utama:

  1. Tahap Perencanaan dan Identifikasi Risiko
    Auditor memahami bisnis perusahaan, termasuk pengelolaan perkebunan sawit, risiko material salah saji, dan penerapan standar akuntansi seperti PSAK 69 terkait aset biologis. Risiko utama pada sektor ini meliputi penilaian aset biologis seperti tanaman sawit dan produksi tandan buah segar (TBS).

  2. Tahap Strategi dan Penilaian Risiko
    Auditor menetapkan strategi audit berdasarkan risiko yang telah diidentifikasi, misalnya metode penilaian aset biologis (harga wajar atau nilai historis). Standar yang relevan dalam menilai risiko meliputi SA 315 dan SA 320 untuk memastikan bahwa materialitas direncanakan dengan baik.

  3. Tahap Eksekusi Audit
    Auditor melakukan pengujian, termasuk sampling audit (SA 530), untuk memastikan keakuratan laporan keuangan perusahaan. Ini termasuk memeriksa dokumen terkait aset biologis dan populasi transaksi keuangan perusahaan.

  4. Tahap Kesimpulan dan Pelaporan
    Auditor menyusun laporan audit, termasuk memberikan pendapat mengenai kewajaran penyajian laporan keuangan, sesuai dengan standar yang berlaku.

PSAK 69: Perlakuan Akuntansi Aset Biologis

PSAK 69 berlaku efektif sejak 1 Januari 2018 dan mengadopsi IAS 41. Standar ini memberikan panduan dalam pengukuran, pengungkapan, dan penyajian aset biologis.

  • Definisi Aset Biologis: Tanaman sawit yang digunakan untuk menghasilkan TBS adalah aset biologis.
  • Pengukuran: Aset biologis diukur menggunakan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual. Jika nilai wajar sulit ditentukan, dapat digunakan biaya historis.
  • Pengungkapan: Perusahaan harus mengungkapkan kebijakan akuntansi, metode penilaian, asumsi utama, dan risiko terkait perubahan nilai aset biologis.

Penentuan Ukuran Sampel (SA 530)

Auditor menggunakan Cochran's Sample Size Formula saat jumlah populasi transaksi klien tidak diketahui. Formula ini berguna untuk memastikan bahwa ukuran sampel cukup untuk menilai risiko salah saji secara memadai.

Rumus:

1. Menentukan jumlah sampel (Cochran's Sample Size Formula)

Tujuan Sampling Audit:

  • Membantu auditor menarik kesimpulan tentang populasi berdasarkan sampel.
  • Mengurangi risiko sampling (ketidakpastian bahwa sampel tidak merepresentasikan populasi).

Konsep Materialitas dalam Audit (SA 320)

Materialitas adalah konsep penting dalam audit yang digunakan untuk:

  • Menentukan apakah suatu salah saji dalam laporan keuangan dapat memengaruhi keputusan pengguna laporan.
  • Memandu auditor dalam merencanakan dan melaksanakan prosedur audit.

Faktor Penentuan Materialitas:

  • Basis Kuantitatif: Umumnya dihitung sebagai persentase dari:
    • Laba bersih (5%-10%),
    • Pendapatan (0.5%-2%),
    • Total aset (1%-2%).
  • Basis Kualitatif: Pertimbangan dampak kesalahan, misalnya salah saji yang memengaruhi kepatuhan hukum.

Auditor menentukan materialitas pelaksanaan dan batas toleransi untuk memandu prosedur audit lanjutan. Misalnya, jika total aset PT Gua Selomangleng adalah Rp 100 miliar, materialitas dapat ditetapkan sebesar Rp 1 miliar (1%).

2. Menentukan nilai materialitas menggunakan SA 320 dan logaritma

Diberikan:

Hasil Pengolahan Data
Hasil Pengolahan Data
Jadi, nilai gabungan logaritma adalah 5.

Menurut SA 320, nilai materialitas mempertimbangkan besaran salah saji yang dapat memengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan. Auditor harus mengevaluasi tingkat risiko dan toleransi kesalahan sesuai dengan kebijakan perusahaan. Materialitas sering dihitung sebagai persentase tertentu dari aset total, laba bersih, atau pendapatan (misalnya, 1%-5%).

Jika Anda memiliki data spesifik terkait aset, laba, atau pendapatan PT Gua Selomangleng, saya dapat membantu menghitung materialitas kuantitatif dengan lebih akurat.

Kesimpulan:

  1. Jumlah sampel yang diperlukan untuk audit transaksi PT Gua Selomangleng adalah 385 transaksi (menggunakan Cochran's Sample Size Formula).
  2. Total nilai dari penghitungan logaritma adalah 5.
  3. Materialitas ditentukan berdasarkan faktor kuantitatif dan kualitatif. Auditor harus menggunakan standar yang relevan, termasuk PSAK 69, SA 320, dan SA 530, dalam perencanaan dan pelaksanaan audit.

Soal Kedua

SA 330: Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai

Standar Audit (SA) 330 mengatur bagaimana auditor merespons risiko salah saji material yang diidentifikasi pada laporan keuangan akibat kelemahan pengendalian internal. Auditor harus:

  1. Mendesain prosedur audit untuk menangani risiko yang telah diidentifikasi.
  2. Menerapkan prosedur substantif pada seluruh kelas transaksi, saldo akun, dan pengungkapan yang relevan.
  3. Mengelola risiko secara efektif dengan mempertimbangkan:
    • Sifat risiko (apakah terkait penipuan atau kesalahan).
    • Tingkat risiko (tinggi, sedang, rendah).
    • Efektivitas pengendalian internal klien.

Tindakan Auditor terhadap Risiko yang Diidentifikasi:

  • Risiko yang Dapat Dikendalikan: Auditor mengevaluasi keandalan pengendalian internal klien. Jika pengendalian internal tidak memadai, auditor meningkatkan pengujian substantif.
  • Risiko Tidak Dapat Dikendalikan: Auditor fokus pada prosedur substantif tambahan, seperti pengujian rinci transaksi, saldo, dan pengungkapan.

SA 330 (Revisi 2021) mengatur tanggung jawab auditor untuk mendesain dan menerapkan prosedur yang sesuai dengan risiko kesalahan penyajian material yang telah diidentifikasi dan dinilai berdasarkan SA 315 (Revisi 2021). Standar ini memastikan auditor mampu mengelola risiko dengan langkah-langkah yang efektif dan memadai.

Langkah Utama dalam SA 330

  1. Desain Respons Terhadap Risiko
    Auditor harus mengembangkan prosedur yang spesifik untuk mengurangi risiko salah saji material. Ini mencakup pengujian pengendalian internal dan prosedur substantif.

    Contoh pada audit PT Gua Selomangleng:

    • Pengendalian yang lemah dalam pencatatan aset biologis dapat memicu salah saji material. Auditor harus memastikan bahwa pengukuran aset biologis sesuai PSAK 69 (nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual).
  2. Pelaksanaan Respons Risiko
    Respons terhadap risiko tinggi melibatkan prosedur substantif yang lebih luas dan mendalam, seperti pengujian dokumen pendukung, pengamatan fisik aset biologis (tanaman sawit), atau konfirmasi pihak ketiga.

  3. Evaluasi Hasil Prosedur Audit
    Auditor mengevaluasi apakah bukti audit yang diperoleh cukup dan sesuai untuk mendukung kesimpulan. Jika ada area risiko yang tidak memadai, auditor dapat menyarankan perbaikan atau melaporkan temuan.

Fungsi Matematis: Risiko dan Turunannya

Persamaan yang Diberikan

Fungsi risiko dinyatakan sebagai:

Hasil pengolahan data
Hasil pengolahan data

Nilai negatif menunjukkan risiko yang perlu dikelola karena potensi salah saji material akibat lemahnya pengendalian.

Risiko Negatif dalam Audit

Risiko negatif (f(x)<0) menandakan area pengendalian internal klien yang lemah. Auditor harus melakukan langkah-langkah berikut untuk mengelola risiko ini:

  1. Identifikasi Area Risiko Tinggi

    • Misalnya, pencatatan aset biologis pada PT Gua Selomangleng mungkin rentan terhadap salah saji karena pengukuran harga wajar yang tidak didukung oleh data pasar yang memadai.
  2. Desain Prosedur Substantif Tambahan

    • Auditor dapat melakukan prosedur pengujian tambahan seperti memeriksa kontrak penjualan Tandan Buah Segar (TBS), memvalidasi asumsi harga pasar, atau mengonfirmasi kuantitas aset dengan metode sampling fisik.
  3. Evaluasi Pengendalian Internal

    • Jika pengendalian internal tidak memadai (contoh: kurangnya otorisasi untuk transaksi besar), auditor harus menyarankan perbaikan kepada manajemen klien.
  4. Konsultasi dengan Pakar

    • Untuk aset biologis yang kompleks, auditor dapat melibatkan pakar agrikultur untuk memastikan bahwa asumsi dan metode yang digunakan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.

Kesimpulan

  1. Risiko negatif ditemukan pada interval 0.91<x<0.91, di mana pengendalian internal klien kemungkinan besar tidak efektif. Auditor perlu fokus pada area ini untuk menghindari salah saji material.
  2. Langkah mitigasi risiko: Auditor harus meningkatkan prosedur substantif, memperdalam pengujian, dan mengevaluasi keandalan pengendalian internal.
  3. Penerapan fungsi matematis: Membantu auditor memahami distribusi risiko dan menargetkan area yang memerlukan perhatian lebih.

Soal Ke Tiga

SA 450: Evaluasi Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi

SA 450 (Revisi 2021) membahas bagaimana auditor harus mengevaluasi dampak kesalahan penyajian yang ditemukan selama audit terhadap laporan keuangan. Tujuan utamanya adalah:

  1. Mengevaluasi Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi:
    Auditor harus menentukan apakah kesalahan penyajian tersebut signifikan atau material terhadap laporan keuangan.

  2. Kesalahan Penyajian yang Tidak Dikoreksi:
    Auditor harus mempertimbangkan apakah kesalahan yang tidak dikoreksi secara individu atau gabungan dapat memengaruhi kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.

SA 450: Evaluasi Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi Selama Audit

Konsep Utama dalam SA 450

SA 450 mengatur tanggung jawab auditor untuk:

  1. Mengevaluasi dampak kesalahan penyajian yang ditemukan selama audit terhadap laporan keuangan.
  2. Mempertimbangkan apakah kesalahan penyajian, baik yang dikoreksi maupun tidak, memengaruhi kewajaran penyajian laporan keuangan.

Definisi Kesalahan Penyajian

Kesalahan penyajian dalam laporan keuangan dapat berupa:

  • Kesalahan faktual: Misalnya, salah menghitung jumlah persediaan.
  • Kesalahan penilaian: Misalnya, salah menilai aset biologis yang menggunakan nilai wajar (relevan dalam kasus PT Gua Selomangleng).
  • Kesalahan proyeksi: Kesalahan hasil dari ekstrapolasi sampel yang tidak akurat.

Langkah Auditor

  1. Mengidentifikasi Kesalahan:
    Auditor memeriksa laporan keuangan terhadap standar akuntansi yang relevan (misalnya, PSAK 69 untuk aset biologis).

  2. Mengukur Dampak Kesalahan:
    Auditor mengevaluasi apakah kesalahan berdampak pada kewajaran laporan keuangan.

  3. Menentukan Materialitas:
    Auditor menggunakan konsep materialitas (SA 320) untuk menilai apakah kesalahan tersebut signifikan secara individu atau kolektif.

  4. Menyarankan Koreksi atau Mengungkapkan Dampak:
    Jika kesalahan tidak diperbaiki oleh manajemen, auditor harus mempertimbangkan dampaknya terhadap opini audit.

Persamaan Matematis:

Hasil Pengolahan Data
Hasil Pengolahan Data

b. Menggunakan Hubungan Vieta

Persamaan kubik dapat ditulis dalam bentuk faktor:

Hasil Pengolahan data
Hasil Pengolahan data

Dari hubungan ini, akar lainnya dapat dicari menggunakan metode numerik untuk akar kompleks.

Hasil Pengolahan Data
Hasil Pengolahan Data

Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi

Nilai 18 dapat dimaknai sebagai kesalahan penyajian kumulatif yang ditemukan dalam audit PT Gua Selomangleng. Dalam konteks audit:

  • Nilai Kesalahan (18) mencerminkan total dampak kuantitatif dari kesalahan penyajian yang diidentifikasi.
  • Auditor perlu mengevaluasi apakah nilai ini signifikan terhadap total aset, pendapatan, atau laba bersih perusahaan untuk menilai materialitasnya.

Kesimpulan

  1. Hasil Matematis:
    Nilai dari 18, menunjukkan dampak kuantitatif kesalahan yang diidentifikasi selama audit.

  2. Langkah Auditor:
    Auditor perlu:

    • Mengukur dampak kesalahan ini terhadap kewajaran laporan keuangan.
    • Menilai apakah kesalahan bersifat material, berdasarkan total dampak relatif terhadap laporan keuangan PT Gua Selomangleng.
    • Melaporkan temuan kepada manajemen untuk dikoreksi, atau mengungkapkannya dalam laporan audit jika tidak diperbaiki.
  3. Relevansi SA 450:
    Standar ini memastikan auditor tidak hanya mengidentifikasi kesalahan, tetapi juga mengevaluasi dampaknya pada kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.

Soal No Empat

SA 501: Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan

Latar Belakang SA 501

Standar Audit (SA) 501 bertujuan untuk mengatur tanggung jawab auditor dalam memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat terhadap unsur-unsur tertentu laporan keuangan yang membutuhkan perhatian khusus, yaitu:

  1. Persediaan
    Auditor harus memverifikasi keberadaan, kondisi fisik, dan nilai persediaan yang signifikan. Biasanya dilakukan dengan prosedur observasi fisik dan pengujian nilai.

  2. Litigasi dan Klaim
    Auditor harus mengevaluasi litigasi atau klaim yang mungkin berdampak pada laporan keuangan. Hal ini termasuk memastikan pengungkapan yang sesuai dan mencatat potensi kewajiban yang relevan.

  3. Informasi Segmen
    Auditor harus mengevaluasi apakah informasi segmen dalam laporan keuangan disajikan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

Tahapan Auditor Berdasarkan SA 501

  1. Merancang Prosedur Audit yang Tepat
    Auditor menggunakan pendekatan berbasis risiko (SA 330) untuk menilai risiko salah saji material pada unsur spesifik seperti persediaan atau litigasi. Prosedur audit dirancang untuk memperoleh bukti yang cukup.

  2. Menggunakan Pendekatan Kuantitatif
    Auditor dapat menggunakan model atau perhitungan matematis untuk mengevaluasi tingkat materialitas, risiko, atau ukuran populasi dalam pengujian.

  3. Mengevaluasi Bukti Audit
    Hasil audit terhadap unsur spesifik ini harus dievaluasi untuk menentukan dampaknya pada laporan keuangan, baik secara keseluruhan maupun segmen tertentu.

  4. Melaporkan Temuan
    Jika auditor menemukan salah saji material atau ketidaksesuaian, auditor perlu mengomunikasikannya kepada manajemen dan mempertimbangkan dampaknya terhadap opini audit.

Persamaan Matematis Terkait

Diberikan dua fungsi:

Hasil Pengolahan Data
Hasil Pengolahan Data

Interpretasi Hasil

Konsep Bukti Audit dalam Konteks SA 501

Nilai yang dihasilkan f(g(1))=26 dapat dihubungkan dengan unsur-unsur audit dalam SA 501:

  1. Persediaan

    • Nilai 262626 dapat mewakili jumlah item atau nilai total persediaan yang signifikan. Auditor mungkin menggunakan angka ini untuk menentukan apakah persediaan tersebut memenuhi kriteria materialitas dan memerlukan pengujian lebih lanjut.
  2. Litigasi dan Klaim

    • Dalam konteks litigasi, nilai 262626 dapat mencerminkan jumlah klaim litigasi yang signifikan. Auditor akan mempertimbangkan dampak dari litigasi ini terhadap laporan keuangan.
  3. Informasi Segmen

    • Nilai ini bisa relevan untuk mengevaluasi jumlah atau nilai segmen tertentu yang memerlukan perhatian khusus. Informasi segmen yang salah saji bisa memengaruhi pengambilan keputusan oleh pemakai laporan keuangan.

Kaitannya dengan SA Lainnya

SA 330: Respons terhadap Risiko

  • Auditor menggunakan pendekatan risiko untuk menilai apakah nilai 262626 ini memerlukan prosedur pengujian lebih lanjut.

SA 500: Bukti Audit

  • Auditor memastikan bahwa angka 262626 didukung oleh bukti audit yang cukup dan tepat. Bukti ini harus relevan dan dapat diandalkan.

SA 320: Materialitas

  • Nilai 262626 dibandingkan dengan materialitas yang ditetapkan untuk menentukan apakah salah saji atau risiko terkait memiliki dampak signifikan terhadap laporan keuangan.

Kesimpulan

  • Hasil Matematis:
    Hasil dari f(g(1))=26 menunjukkan nilai representatif yang relevan untuk mengevaluasi unsur-unsur signifikan dalam audit, seperti persediaan, litigasi, atau informasi segmen.

  • Langkah Auditor:
    Auditor harus:

    1. Mengevaluasi nilai ini terhadap kriteria materialitas dan risiko.
    2. Melaksanakan prosedur pengujian untuk memastikan nilai ini akurat dan dapat diandalkan.
    3. Melaporkan temuan jika terdapat salah saji material atau risiko yang tidak teridentifikasi sebelumnya.
  • Relevansi SA 501:
    Standar ini membantu auditor memfokuskan perhatian pada unsur-unsur laporan keuangan yang berisiko tinggi atau material, serta memastikan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.

Soal Ke Lima

SA 505: Konfirmasi Eksternal

Pengertian Konfirmasi Eksternal

Konfirmasi eksternal adalah prosedur audit yang digunakan auditor untuk memperoleh bukti audit langsung dari pihak ketiga. Prosedur ini digunakan untuk mengonfirmasi informasi tertentu yang relevan dengan laporan keuangan klien. Tujuannya adalah memastikan bahwa informasi yang disajikan dalam laporan keuangan sesuai dengan kenyataan.

Tanggung Jawab Auditor dalam Konfirmasi Eksternal

Auditor memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa proses konfirmasi eksternal dilakukan dengan cara yang valid dan terkontrol. Hal ini mencakup:

  1. Menentukan Informasi yang Akan Dikonfirmasi: Misalnya, saldo piutang, utang, atau perjanjian kontrak tertentu.
  2. Memilih Pihak yang Tepat: Auditor harus memastikan bahwa pihak ketiga yang dipilih adalah pihak yang relevan dan dapat dipercaya.
  3. Merancang Permintaan Konfirmasi: Permintaan harus jelas, lengkap, dan diarahkan langsung kepada pihak ketiga.
  4. Mengirimkan dan Menindaklanjuti Permintaan: Auditor bertanggung jawab mengirimkan permintaan langsung kepada pihak ketiga dan memastikan respons diterima langsung oleh auditor.

Definisi dan Tujuan Konfirmasi Eksternal

Konfirmasi eksternal adalah salah satu prosedur audit yang digunakan oleh auditor untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat. Bukti ini diperoleh dari pihak ketiga yang independen (misalnya, bank, pemasok, atau pelanggan). Prosedur ini sangat penting untuk memberikan verifikasi langsung terhadap informasi yang ada dalam laporan keuangan, seperti saldo piutang, utang, dan kewajiban lainnya.

Tujuan utama dari konfirmasi eksternal adalah:

  • Verifikasi Keberadaan dan Keakuratan Informasi: Auditor dapat memastikan apakah informasi yang tercatat dalam laporan keuangan benar adanya dan sesuai dengan bukti eksternal.
  • Independensi Bukti: Konfirmasi yang diperoleh dari pihak ketiga memberikan bukti yang lebih dapat dipercaya dibandingkan dengan informasi yang berasal langsung dari manajemen atau entitas yang diaudit.

Proses Penggunaan Konfirmasi Eksternal

SA 505 menetapkan bahwa auditor harus mendesain dan melaksanakan prosedur konfirmasi eksternal dengan penuh perhatian dan ketelitian. Ada beberapa langkah penting yang harus diikuti oleh auditor:

  1. Menentukan Informasi yang Akan Dikonfirmasi: Auditor harus menentukan dengan tepat informasi yang akan dikonfirmasi. Ini bisa mencakup saldo piutang atau utang, atau kondisi persediaan dan kewajiban lainnya yang relevan.

  2. Memilih Pihak yang Tepat untuk Dikonfirmasi: Pihak yang memberikan konfirmasi harus relevan dan independen. Misalnya, konfirmasi saldo piutang harus diperoleh dari pelanggan yang tercatat dalam buku besar piutang.

  3. Mendesain Permintaan Konfirmasi: Permintaan konfirmasi harus dirancang dengan jelas dan lengkap. Informasi yang akan dikonfirmasi harus dijelaskan secara spesifik dalam permintaan, sehingga pihak ketiga bisa memberikan jawaban yang akurat.

  4. Mengirimkan Permintaan Konfirmasi: Auditor bertanggung jawab untuk mengirimkan permintaan konfirmasi langsung kepada pihak ketiga yang dipilih dan memastikan bahwa permintaan tersebut dijawab langsung kepada auditor. Tindak lanjut juga diperlukan jika respon tidak diterima atau jika ada ketidaksesuaian.

Relevansi dengan Standar Audit Lainnya

  • SA 330 (Revisi 2021): Prosedur konfirmasi eksternal dirancang berdasarkan risiko audit yang telah dinilai oleh auditor. Jika auditor mengidentifikasi adanya risiko kesalahan penyajian material yang signifikan, auditor mungkin akan memutuskan untuk melakukan prosedur konfirmasi eksternal yang lebih luas.
  • SA 500 (Revisi 2021): SA 505 juga berhubungan dengan SA 500 yang mengatur tentang bukti audit secara umum. Auditor harus memastikan bahwa bukti yang diperoleh melalui konfirmasi eksternal adalah cukup dan relevan untuk mendukung opini audit.

Persamaan Matematis dalam SA 505

Diberikan dua persamaan yang harus diselesaikan untuk menentukan besaran konfirmasi eksternal yang dilakukan oleh KAP:

  1. Persamaan pertama:x+y+z=30

    Ini menunjukkan hubungan antara tiga variabel x, y, dan z yang jumlahnya adalah 30.

  2. Persamaan kedua:

Hasil Pengolahan data
Hasil Pengolahan data

Ini adalah persamaan kuadrat yang menghubungkan kuadrat dari masing-masing variabel x, y, dan z.

Hasil Pengolahan Data
Hasil Pengolahan Data

Langkah 3: Asumsi Nilai untuk Memudahkan Penyelesaian

Untuk memecahkan persamaan ini lebih lanjut, kita dapat membuat asumsi sederhana. Misalnya, kita coba dengan nilai x=10 dan y=10. Dengan asumsi ini:

z=301010=10

Kemudian, verifikasi apakah nilai ini memenuhi persamaan kedua:

Kemudian, verifikasi apakah nilai ini memenuhi persamaan kedua:

x^2 + y^2 + z^2 = 10^2 + 10^2 + 10^2 = 100 + 100 + 100 = 300

Nilai ini memenuhi kedua persamaan.

Interpretasi Hasil

Dalam konteks SA 505: Konfirmasi Eksternal, nilai x=10, y=10 dan z=10 bisa mewakili:

  • Jumlah konfirmasi eksternal yang diperlukan: Auditor memerlukan tiga konfirmasi eksternal, masing-masing berkaitan dengan jumlah atau entitas yang berbeda yang dikonfirmasi, dan jumlahnya totalnya adalah 30.
  • Tingkat materialitas atau area yang diaudit: Auditor dapat memilih untuk melakukan konfirmasi eksternal terhadap tiga area material dalam laporan keuangan, seperti saldo piutang, kewajiban yang sedang diproses, atau bahkan informasi terkait kontrak besar.

Kesimpulan

Hasil dari penyelesaian matematis ini menunjukkan bahwa untuk memenuhi kedua persamaan, nilai xxx, yyy, dan zzz masing-masing adalah 10, yang totalnya adalah 30 dan memenuhi persamaan kuadrat yang diberikan. Dalam konteks audit, ini mencerminkan besaran konfirmasi eksternal yang dilakukan oleh KAP untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan relevan, yang mendukung keandalan laporan keuangan.

Soal ke Enam

SA 540 (Revisi 2021) -- Estimasi Akuntansi dalam Audit

SA 540 mengatur tentang tanggung jawab auditor dalam mengevaluasi estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen dalam laporan keuangan dan pengungkapannya. Estimasi akuntansi adalah perkiraan yang dibuat oleh manajemen perusahaan yang sering kali melibatkan ketidakpastian, seperti:

  • Penentuan cadangan kerugian piutang.
  • Penilaian nilai wajar atas aset atau kewajiban.
  • Estimasi biaya masa depan (misalnya, biaya pembersihan atau biaya penutupan pabrik).
  • Penghitungannya dalam penilaian aktiva tetap, goodwill, atau cadangan untuk klaim hukum.

Tujuan dari SA 540 adalah untuk memastikan bahwa auditor memperoleh bukti yang cukup dan tepat tentang kewajaran estimasi tersebut dan pengungkapannya dalam laporan keuangan. Hal ini sangat penting karena estimasi akuntansi, meskipun berdasarkan pada data dan pengalaman masa lalu, mengandung ketidakpastian dan seringkali merupakan area yang rawan untuk terjadinya kesalahan atau bias oleh manajemen.

Proses yang dilakukan oleh auditor menurut SA 540 meliputi:

  1. Memahami dasar estimasi yang dilakukan manajemen, serta ketidakpastian yang terkait dengan estimasi tersebut.
  2. Memeriksa apakah estimasi tersebut masuk akal dan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang berlaku.
  3. Menilai apakah pengungkapan yang diberikan cukup untuk memahami ketidakpastian dalam estimasi akuntansi, serta risiko bias manajemen.

Jika estimasi akuntansi tidak memadai atau jika terdapat potensi bias dari manajemen yang dapat mempengaruhi laporan keuangan secara material, auditor harus menyarankan perubahan atau penyesuaian yang diperlukan.

Persamaan Matematis yang Diberikan

Untuk soal ini, kita diberikan persamaan matematika berikut:

25/28, 53/59, 41/45, 93/105

Dalam konteks pertanyaan ini, kita diminta untuk menentukan nilai terkecil dari hasil perhitungan dari empat pecahan tersebut, yang akan digunakan dalam estimasi akuntansi yang terkait dengan audit PT Pandawa Kurawa.

Langkah-Langkah Penyelesaian

  1. Menghitung Nilai Desimal dari Setiap Pecahan

    Kita mulai dengan menghitung nilai desimal untuk setiap pecahan:

Hasil Pengolahan Data
Hasil Pengolahan Data

2. Menentukan Nilai Terkecil

Setelah menghitung nilai desimal dari semua pecahan di atas, kita dapat melihat bahwa nilai terkecil adalah:

Hasil Pengolahan Data 
Hasil Pengolahan Data 

Interpretasi Hasil dalam Konteks Audit

Nilai terkecil yang ditemukan, yaitu 0.8857, berkaitan dengan estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen dalam laporan keuangan PT Pandawa Kurawa. Dalam audit, nilai terkecil ini bisa mengacu pada area atau item tertentu dalam laporan keuangan yang memiliki estimasi akuntansi dengan tingkat ketidakpastian lebih tinggi atau lebih rendah.

Konsekuensi dalam Audit:

  • Estimasi lebih konservatif: Auditor akan fokus pada area yang memiliki estimasi lebih rendah atau lebih konservatif (seperti dalam hal penyusutan atau cadangan kerugian piutang), karena angka ini dapat menunjukkan adanya kemungkinan bias dalam penyajian laporan keuangan.
  • Pengungkapan terkait bias manajemen: Nilai terkecil ini dapat mengindikasikan bahwa manajemen mungkin memiliki kecenderungan untuk mengoptimalkan estimasi tersebut agar lebih menguntungkan, dan auditor perlu mengevaluasi apakah pengungkapan terkait sudah cukup untuk memberikan informasi yang transparan.

Kesimpulan

Dari persamaan matematis yang diberikan, kita menghitung nilai terkecil dari empat pecahan sebagai 0.8857, yang merupakan hasil dari 93/105. Dalam konteks audit PT Pandawa Kurawa, auditor perlu memperhatikan estimasi akuntansi terkait dengan angka ini, terutama dalam hal ketidakpastian atau kemungkinan bias yang mungkin timbul dalam penyusunan estimasi tersebut. Auditor harus memastikan bahwa estimasi dan pengungkapan yang ada sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku dan tidak mengandung kesalahan material.

Pertanyaan ke Sembilan

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita akan mengaitkan pertimbangan-pertimbangan berdasarkan standar audit yang disebutkan dengan situasi yang dihadapi oleh KAP Meruya Illir dan Rekan dalam melakukan audit atas laporan keuangan PT Pandawa Kurawa. Kita akan mengacu pada empat standar audit yang relevan, yaitu SA 700 (Revisi 2021), SA 701 (2021), SA 705 (Revisi 2021), dan SA 706 (Revisi 2021), untuk menentukan opini audit yang akan diberikan.

1. SA 700 (Revisi 2021) - Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan

SA 700 (Revisi 2021) mengatur tentang bagaimana auditor harus merumuskan opini audit yang sesuai atas laporan keuangan yang diaudit dan bagaimana laporan tersebut disusun dalam laporan auditor. Opini audit ini ditentukan berdasarkan apakah laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku (misalnya, PSAK di Indonesia, atau IFRS untuk entitas yang menggunakan standar internasional).

Pertimbangan:

  • Opini Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion): Jika auditor menemukan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
  • Opini Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion): Jika ada masalah atau ketidaksesuaian minor dalam laporan keuangan yang tidak mempengaruhi keseluruhan laporan.
  • Opini Tidak Wajar (Adverse Opinion): Jika laporan keuangan tidak disajikan secara wajar, misalnya karena kesalahan material yang signifikan.
  • Opini Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer of Opinion): Jika auditor tidak dapat memperoleh bukti yang cukup dan tepat untuk menyimpulkan tentang kewajaran laporan keuangan.

Jika PT Pandawa Kurawa memiliki masalah dalam estimasi akuntansi atau pengungkapan yang mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara material, auditor mungkin akan memberikan opini yang dimodifikasi (qualified, adverse, atau disclaimer), tergantung pada tingkat dampak kesalahan atau ketidakpastian.

2. SA 701 (2021) - Pengomunikasian Hal Audit Utama dalam Laporan Auditor Independen

SA 701 (2021) mengatur kewajiban auditor untuk mengkomunikasikan hal audit utama (Key Audit Matters atau KAM) dalam laporan auditor. Hal audit utama adalah isu-isu yang paling signifikan dalam audit, yang memerlukan perhatian utama auditor, dan yang dapat mempengaruhi opini audit.

Pertimbangan:

  • Hal Audit Utama: Jika terdapat masalah yang signifikan yang membutuhkan perhatian lebih dari auditor, seperti kesalahan estimasi akuntansi atau ketidakpastian yang tinggi dalam laporan keuangan PT Pandawa Kurawa, hal tersebut harus disebutkan sebagai KAM dalam laporan auditor. Ini memberikan transparansi lebih lanjut kepada pemangku kepentingan tentang area-area yang menantang dalam audit.

Sebagai contoh, jika PT Pandawa Kurawa memiliki estimasi akuntansi yang sangat subyektif atau ada ketidakpastian dalam pengungkapan yang mempengaruhi kewajaran laporan keuangan, hal ini harus dikomunikasikan dalam laporan auditor.

3. SA 705 (Revisi 2021) - Modifikasi terhadap Opini dalam Laporan Auditor Independen

SA 705 (Revisi 2021) mengatur tentang bagaimana auditor memberikan opini yang dimodifikasi ketika terdapat hal-hal yang mempengaruhi kewajaran laporan keuangan. Ini mencakup pemberian opini yang dimodifikasi seperti qualified opinion, adverse opinion, atau disclaimer of opinion.

Pertimbangan:

  • Jika terdapat kesalahan material atau ketidakpastian material dalam laporan keuangan yang dapat mempengaruhi kewajaran laporan keuangan, auditor mungkin akan memberikan opini qualified atau adverse. Misalnya, jika ada kesalahan dalam estimasi akuntansi yang mempengaruhi angka-angka utama dalam laporan keuangan dan auditor tidak dapat memperoleh bukti yang cukup untuk menyimpulkan kewajaran laporan keuangan.
  • Qualified Opinion: Jika kesalahan atau ketidakpastian bersifat material tetapi tidak menyeluruh sehingga masih memungkinkan untuk memberikan opini yang wajar pada bagian lainnya.
  • Adverse Opinion: Jika kesalahan tersebut sangat signifikan sehingga laporan keuangan tidak dapat dianggap wajar secara keseluruhan.

4. SA 706 (Revisi 2021) - Paragraf Penekanan Suatu Hal dan Paragraf Hal Lain dalam Laporan Auditor Independen

SA 706 (Revisi 2021) mengatur tentang penggunaan paragraf penekanan suatu hal dan paragraf hal lain dalam laporan auditor. Paragraf penekanan suatu hal digunakan untuk menarik perhatian pembaca terhadap hal-hal tertentu dalam laporan keuangan yang dianggap signifikan, meskipun hal tersebut tidak mempengaruhi opini audit secara keseluruhan.

Pertimbangan:

  • Paragraf Penekanan Suatu Hal: Jika terdapat masalah atau hal yang signifikan dalam laporan keuangan yang tidak mengubah opini audit secara keseluruhan, namun penting untuk diinformasikan kepada pembaca laporan. Misalnya, masalah yang ditemukan dalam estimasi akuntansi yang mempengaruhi kewajaran laporan keuangan.
  • Paragraf Hal Lain: Jika ada informasi lain yang relevan yang perlu dicatat tetapi tidak cukup signifikan untuk memasukkan paragraf penekanan, auditor bisa menggunakan paragraf ini.

Penentuan Opini Audit Berdasarkan Pertimbangan di Atas

Berdasarkan informasi yang diberikan dalam soal tentang PT Pandawa Kurawa, kita dapat menarik kesimpulan mengenai opini audit yang akan diberikan oleh KAP Meruya Illir dan Rekan dengan mengikuti langkah-langkah berikut:

  1. Jika Tidak Ada Masalah Material dalam laporan keuangan yang dapat mempengaruhi kewajaran laporan secara keseluruhan, auditor dapat memberikan opini wajar tanpa pengecualian. Namun, jika ada masalah minor dalam estimasi akuntansi atau pengungkapan yang perlu disorot, paragraf penekanan atau KAM dapat digunakan.

  2. Jika Ada Kesalahan Material yang Signifikan dalam estimasi akuntansi atau pengungkapan yang mempengaruhi kewajaran laporan keuangan, maka auditor mungkin akan memberikan qualified opinion atau adverse opinion, tergantung pada seberapa besar pengaruh kesalahan tersebut.

  3. Jika Auditor Tidak Dapat Memperoleh Bukti yang Cukup untuk menyimpulkan tentang kewajaran laporan keuangan (misalnya, karena ketidakpastian atau pembatasan audit), maka auditor mungkin akan memberikan disclaimer of opinion.

Kesimpulan

Berdasarkan standar yang relevan dan faktor-faktor yang disebutkan, opini audit yang akan diberikan oleh KAP Meruya Illir dan Rekan akan bergantung pada:

  • Jika terdapat masalah yang signifikan namun tidak material, paragraf penekanan atau KAM dapat digunakan.
  • Jika ada ketidakpastian atau kesalahan material, qualified atau adverse opinion mungkin diperlukan.
  • Jika auditor tidak dapat memperoleh bukti yang cukup untuk mengevaluasi kewajaran laporan keuangan, maka disclaimer of opinion mungkin lebih tepat.

Tergantung pada hasil evaluasi terhadap laporan keuangan PT Pandawa Kurawa, auditor akan memilih opini yang sesuai berdasarkan pertimbangan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun