*
Lintang mengumpat dalam hati, di tengah kemacetan kenapa harus mengalami ban bocor.. Lintang menepikan mobilnya, turun dan memeriksa kondisi bannya. Benar-benar habis anginnya.
Lintang mengedarkan pandangan ke segala penjuru, mencari kemungkinan ada tukang tambal ban, tapi tak ada tanda-tanda. Lintang menyugar, panas yang begitu terik membuat keringat bercucuran membasahi jilbab lebarnya.
Tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depan mobilnya, seorang laki-laki turun dan menghampiri.
"Rudi," desis Lintang lirih. Seketika diliputi rasa cemas. Takut laki-laki itu kembali berniat kurang ajar.
"Lintang...," sapa Rudi
"Kok sekarang pakai Jilbab? Makin cantik aja."
Lintang tersenyum tipis, sejak peristiwa yang hampir merenggut kehormatannya malam itu, Lintang lebih bersikap waspada terhadap Rudi. Rasa tidak suka mendominasi pikirannya.
"Mobilnya kenapa?" tanya Rudi.
"Ini.. Bannya kempes," jawab Lintang datar
"Ohhh.. Sini mana, mas bantuin ganti ban," tawar Rudi. Lintang tak punya pilihan, ia juga tak mungkin mengganti bannya sendiri. Dengan terpaksa Linrang menyerahkan kunci mobilnya dan membiarkan laki-laki itu mengganti bannya.