Mohon tunggu...
Tari Abdullah
Tari Abdullah Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nama lengkap Mudjilestari tapi lebih sering disapa dengan Tari Abdullah profesi sebagai penulis, conten creator, dan motivator. Ibu dari 4 anak berstatus sebagai single parent. Berdarah campuran sunda - jawa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bahagia Lintang

1 Juli 2020   05:58 Diperbarui: 1 Juli 2020   05:57 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lintang bergegas memacu mobilnya, dari kaca spion Lintang sempat melirik Rudi yang melambaikan tangan.

Lintang ingin segera menemui Sitha, meminta penjelasan apa maksud semua ini. Tapi benarkah Sitha terlibat dalam kejadian barusan? Jangan-jangan Sitha malah tidak tahu apa-apa, lalu kenapa tiba-tiba Rudi muncul dan mengungkapkan keinginan untuk menikahinya? Apakah laki-laki yang dimaksud Sitha adalah Rudi? Jika bukan lalu siapa? Dan skenario apa sebenarnya yang disiapkan kedua sahabatnya? Lintang menyugar kasar, ingin tahu jawabannya segera.

Menuju perjalanan ke rumah, Lintang mampir ke rumah Sitha, ia yakin Gischa juga ada di sana saat siang seperti ini. Dugaan Lintang tepat, kedua sahabatnya itu segera keluar menyambutnya begitu Lintang selesai memarkir mobilnya.

"Assalamualaikum," salam Lintang, berusaha  tersenyum, ia ingin sahabatnya mengira hatinya mulai riang. Gischa dan Sitha saling berpandangan, bahagia melihat senyum  di sudut bibir Lintang kembali melengkung sempurna.

"Wa'alaikumussalam," jawab Sitha dan Gischa serempak.

"Dari mana nih siang-siang panas gini?" tanya Sitha, sambil menyerahkan segelas jus jeruk.

"Tadi habis dari Bank," jawab Lintang.

"Tahu aja kalau aku harus," Lintang meneguk minumannya lahap.

"Ihhh..., haus atau rakus," goda Gischa.

"Dua-duanya," Lintang tersenyum kecut.

"Ada yang ingin aku sampaikan pada kalian."
Sitha dan Gischa saling mengedipkan mata, harap cemas sekaligus penasaran menerpa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun