Mohon tunggu...
Tari Abdullah
Tari Abdullah Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nama lengkap Mudjilestari tapi lebih sering disapa dengan Tari Abdullah profesi sebagai penulis, conten creator, dan motivator. Ibu dari 4 anak berstatus sebagai single parent. Berdarah campuran sunda - jawa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bahagia Lintang

1 Juli 2020   05:58 Diperbarui: 1 Juli 2020   05:57 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Laki-laki itu memberi salam, menyapa satu demi satu, dan menjabat tangan mas Anan, mas Bram, juga Rudi, lalu berhenti tepat di sebelah Lintang

"Apa kabar honey."

Panggilan itu tak berubah, membuat Lintang mendadak pucat pasi, menunduk semakin dalam. Jangankan membalas sapaannya menoleh pun ia tak sanggup.

Lintang seperti membeku, mendadak napasnya sesak, menyembunyikan  gemuruh hatinya agar tak terdengar keluar.

"Aku baik" Suara Lintang terdengar seperti tercekik, gugup.

Laki-laki itu tersenyum, tak lama kemudian nampak dua pemuda gagah bergabung dengan mereka, Lintang mengenal keduanya dengan baik, bahkan pernah akrab pada waktu itu. Roy dan Rey, tersenyum melambai padanya.

"Kenalkan ini kedua anakku, Roy dan Rey, mereka berdua kembar." kata laki-laki itu.

'Kenapa cuma Roy dan Rey? Lalu di mana istrinya?' Lintang membatin, tapi seandainya istrinya hadir juga justru Lintang sangat tidak ingin bertemu. Sebersit cemburu menyusup tiba-tiba.

Lalu, semua yang hadir saling bersalaman, dan bergantian menyebutkan nama. Lalu mereka mengelilingi meja makan dan mulai menyantap hidangan yang disediakan.

Lintang beberapa kali mencuri pandang ke arah laki-laki itu, tapi setiap kali laki-laki itu balas mencuri pandang, Lintang cepat menunduk dengan pipi bersemu merah.

Setelah makan, laki-laki itu meminta pramusaji membereskan meja dan memesan menu penutup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun