"Mas sudah khilaf, dan Mas benci diri sendiri karena sudah sembrono, hingga menyakiti perasaan kamu."
"Mau kan memaafkan Mas?"
Sekali lagi Lintang hanya mengangguk, memainkan sedotan dalam botol minumannya.
"Kamu makin cantik berhijab, bikin Mas makin jatuh cinta," ujar Rudi lagi.
Isshhh... Lintang mulai jengah, rasanya ia ingin menampar laki-laki di sebelahnya, baru saja minta maaf tapi sudah ngawur lagi ngomongnya.
"Lintang.." Rudi menyentuh tangan Lintang lembut. Lintang segera menarik tangannya.
"Maaf,"
Lintang mendengus, 'Allah.. Apa lagi ini..' batin Lintang. Entah, selembut apapun yang dilakukan Rudi, intuisi Lintang selalu mengisyaratkan sesuatu yang buruk tentang laki-laki itu, meski Lintang berusaha menepisnya.
"Mas sangat mencintai kamu, maukah kamu menjadi istri Mas?" lembut laki-laki itu mengutarakan maksudnya, seolah takut menyakiti perasaan Lintang lagi.
Lintang terpana, tak menyangka Rudi akan mengucapkan itu, tiba-tiba pikiran Lintang melayang pada pembicaraannya dengan Gischa dan Sitha. 'Apakah Rudi yang mereka maksud? Ah.., tidak..., tidak mungkin Rudi, bukankah Sitha juga tidak menyukai Rudi sejak kejadian malam itu? Lalu.., apakah ini cuma kebetulan Rudi mengungkapkan niatnya? Tapi kenapa waktunya bersamaan?' Lintang bersenandika.
"Bagaimana Lintang?" Rudi kembali bertanya setelah beberapa saat menunggu reaksi Lintang.