Mohon tunggu...
Tari Abdullah
Tari Abdullah Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nama lengkap Mudjilestari tapi lebih sering disapa dengan Tari Abdullah profesi sebagai penulis, conten creator, dan motivator. Ibu dari 4 anak berstatus sebagai single parent. Berdarah campuran sunda - jawa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bahagia Lintang

1 Juli 2020   05:58 Diperbarui: 1 Juli 2020   05:57 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lintang membeku, bukannya tak mau, karena sesungguhnya  benih-benih cinta yang dulu dimatikan secara paksa mulai menggeliat, mendesak keluar dari rongga dada. Namun, Lintang takut untuk bermimpi  terlalu berlebihan. Cerita lama perjalanan cintanya dengan Sultan masih meninggalkan bekas luka.

"Tunggu." Lintang menoleh pada Sitha.

"Bagaimana kalian bisa mengatur semua ini dan merahasiakan padaku?"

"Lintang, jika memang sudah jodoh, pasti akan selalu ada jalan untuk menautkan cinta. Tak peduli sebesar apa rintangannya." kilah Sitha.

"Tak penting bagaimana proses yang mempertemukan kalian, yang penting saat ini Sultan butuh jawabanmu."
 
Lintang menatap laki-laki yang masih berlutut di hadapannya, matanya tak sengaja bertemu dengan sepasang mata laki-laki itu, hatinya tak bisa bohong, mata itu masih sama seperti dulu, teduh membuat Lintang ingin berenang di dalamnya.

Lintang menghela napas, sekilas ia melihat dua pemuda gagah tengah memperhatikannya dengan tatap penuh harap. Lintang mengumpulkan keberanian dan niatnya. 'Mungkin inilah saatnya,'

"Bismillah," ucapnya lirih

"Aku bersedia." pelahan tangannya terjulur menerima kotak dengan beledu merah, lalu menyematkan cincin di jari manisnya.

"Terima kasih, Honey," ucap Sultan penuh syukur, wajahnya berbinar penuh rona bahagia.

"Alhamdulillah," teriak suka cita dan syukur sontak bergema, lalu, satu per satu, mereka memberi selamat pada Lintang dan Sultan. Kerlip bintang di langitpun turut bahagia, sebahagia Lintang yang berkelip dalam untaian syukur.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun