Mohon tunggu...
moch iqbal
moch iqbal Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Saya Moch Iqbal Maulana sedang menempuh pendidikan di Universitas Garut Program Studi Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ilmu Komunikasi

6 September 2024   13:46 Diperbarui: 6 September 2024   13:46 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hingga Allah pun menurunkan keduanya ke bumi, dengan jarak yang terpisah jauh. Saat itu, Nabi Adam sadar akan kesalahannya yang melanggar perintah Allah. Nabi Adam pun selama hidup di bumi selalu berdoa memohon ampunan dari Allah subahawata'ala.

Rasa penyesalan dan berdosa selalu mengiringi kehidupan Nabi Adam di bumi. Begitu juga Siti Hawa yang juga mengakui kesalahannya kepada Allah subahawata'ala. Sehingga mereka berdua pun bertobat dan memohon ampunan dari Allah subahawata'ala. Sering kali dalam hidupnya di bumi, Nabi Adam mendatangi ka'bah, salat dua rakaat, dan berdoa kepada Allah.

"Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi (Q.S Al-Araf: 23).

Layaknya seperti manusia biasa, Nabi Adam juga selalu diberikan ujian dan cobaan dari Allah subahawata'ala. Hal tersebut diberikan oleh Allah subahawata'ala berkat rasa cintaNya kepada Nabi Adam dan Sitti Hawa. Melalui ujian dan cobaan tersebut, Adam dan Hawa akan belajar untuk bisa menjadi manusia yang takwa kepada Allah subahawata'ala.

.

Artinya: Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Tahu keadaaan batin dan zahirku, maka terimalah alasanku, dan Engkau Maha Tahu akan hajat / keperluanku maka berilah aku segala permintaanku, dan Engkau Maha Tahu akan apa yang ada dalam diriku maka ampunilah dosaku. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu iman yang langgeng yang selalu melekat pada hatiku, dan aku memohon keyakinan yang sungguh-sungguh hingga aku tahu bahwa tidak akan menimpaku kecuali apa-apa yang telah Engkau tetapkan kepadaku, dan aku memohon kerelaan atas apa yang Engkau bagikan kepadaku, wahai Yang Maha memiliki keagungan dan kemuliaan.

Komunikasi Nabi Ibrahim Aliahissalam

Al-Quran   bukan  dokumen  sejarah  meskipun   di  dalamnya terdapat banyak kisah-kisah masa lalu. Al-Quran sebagai hudan linnas kitab petunjuk bagi manusia. Dalam al-Quran terdapat satu surat yang bernama al-qashas (kisah-kisah). Term kisah dipahami semakna dengan sejarah dan tarikh. Al-Quran sering mempergunakan kata kisah daripada dua kata terakhir. Al-Syuyuthi mendata bahwa kata kisah (qishshah) dalam berbagai variasinya terdapat dua puluh enam tempat dalam al-Quran (Abu al-Fadhal Jamaluddin). Kisah berasal dari bahasa Arab al-qishshah (jamaknya al-qashash) yang bermakna mengikuti jejak. Jadi ungkapan "qashashtu atsaruhu" berarti "saya mengikuti jejaknya"(Tafsir Ibn Ibnu Katsir). Makna ini relevan dengan isyarat dalam al-Quran, "Musa berkata: "Itulah (tempat) yang kita cari". Lalu keduanya mengikuti jejak mereka semula" (QS.18: 64) dan "Berkata  ibu  Musa  kepada  saudara  Musa yang perempuan, ikutilah  dia.  Maka  kelihatan  olehnya  Musa  dari jauh,  sedang  mereka tidak mengetahuinya" (QS.28: 11). Di samping itu, al-qashas juga mengandung  pengertian  al-akhbar  al-muttatabiah,  serangkaian  berita yang berurutan. "Sesungguhnya ini merupakan kisah yang benar dan tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Dia Maha Perkasa Maha Bijaksana" (QS.3: 62).

  • Nabi Ibrahim Dalam Historisitas

Ali Al-Shabuni menyatakan bahwa Nabi Ibrahim alaihisalam adalah bapak para nabi dan kakek besar Nabi Muhammad shallallahualaihi wassalam dari nasab Ismail ibn Ibrahim. Banyak keistimewaan yang diberikan oleh Allah kepada Ibrahim. Di antaranya sebagai bapak para nabi, pemimpin orang-orang bertaqwa, teladan para rasul utusan Allah, bergelar Khalilullah, Khalil al-Rahman yang berarti orang kesayangan Allah yang paling dekat,  Abu al-Dhifan yang berarti bapak para tamu dan lain sebagainya.

Menurut catatan Muhammad Husain Haikal Ibrahim dilahirkan di Ghauthah Damsyiq di sebuah desa bernama Barzah di bukit Qasiun, Chaldea (sekarang wilayah Irak). Ayahnya bernama Azar atau dalam kitab Taurat dikenal dengan nama Taroh ibn Tanur ibn Saruj ibn Sam ibn Nuh. Azar dikenal sebagai pembuat patung. Waktu itu, patung menjadi komoditi yang sangat laku karena menjadi Tuhan sesembahan masyarakat. Paganisme ini menjadi agama resmi kerajaan di bawah kontrol dan komando Raja Namrudz.

Ibrahim dibesarkan di tengah lingkungan yang rusak, budaya syirik berkembang, tunduk pada kekuasaan otoriter Raja Namrudz. Rakyat berada dalam kejahiliyahan, sehingga mudah dipengaruhi dan dikontrol oleh Raja Namrudz. Namun Ibrahim dianugrahi Allah kemampuan dan kematangan berpikir yang tinggi. Sejak masa kanan- kanak telah terpelihara dan ditunjuki kepada kebenaran. Jiwa Ibrahim mulai berontak, betapa patung-patung yang dibuat dan diperjualbelikan oleh ayahnya sendiri kemudian disembah oleh masyarakat dan betapa pula masyarakat memberikan rasa hormat dan kudus kepada sebongkah kayu yang dibuat oleh ayahnya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun