Mohon tunggu...
moch iqbal
moch iqbal Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Saya Moch Iqbal Maulana sedang menempuh pendidikan di Universitas Garut Program Studi Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ilmu Komunikasi

6 September 2024   13:46 Diperbarui: 6 September 2024   13:46 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ada tiga ciri atas pemimpin kharismatik itu: (1) memiliki kepekaan emosi yang tinggi, (2) mampu mempengaruhi yang lain secara luar biasa, (3) tidak mudah dipengaruhi yang lain. Di sini dapat dilihat bagaimana Nabi Musa. tersulut emosi kepada saudaranya, Nabi Harun ketika mengetahui umatnya kembali menyembah anak sapi karena menganggap Nabi Harun lalai akan hal yang diamanahi untuk menjaga umatnya. Nabi Musa juga dapat mempengaruhi para tukang sihir Firaun yang andal ketika bertarung.

  • Gaya Kepemimpinan Bertanggung Jawab

Salah satu kriteria seorang pemimpin ideal adalah pemimpin yang bertanggung jawab yang mampu menggunakan kemampuannya, sikapnya, nalurinya, serta mampu menciptakan suatu keadaan sehingga orang lain yang dipimpinnya dapat saling bekerja sama untuk mencapai tujuan.

Pemimpin yang bertanggung jawab adalah pemimpin yang tetap teguh dan mampu berpikir taktis untuk menerima segala resiko yang timbul dari keputusan yang diambil. Pemimpin selalu berjiwa besar, menerima kritik, dan selalu mengambil tanggung jawab atas setiap keputusan yang dia ambil, tidak pernah mencari kambing hitam atau menyalahkan orang sekitarnya. Selain itu juga, seorang pemimpin bagaimanapun juga harus dapat mengatur akan tanggung jawabnya kepada keluarganya, karena sejatinya seorang pemimpin harus juga baik kepemimpinannya kepada keluarganya.

"Maka tatkala Musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan dan dia berangkat dengan keluarganya, dilihatnyalah api di lereng gunung ia berkata kepada keluarganya: "Tunggulah (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari (tempat) api itu atau (membawa) sesuluh api, agar kamu dapat menghangatkan badan" (Q.S Al-Qashash: 29).

Dalam hal ini dapat dilihat bagaimana pertanggungjawaban Nabi Musa sebagai seorang pemimpin. Setelah Nabi Musa menyelesaikan waktunya bekerja selama 10 tahun pada Nabi Syu'aib alaihiwassalam sebagai bagian dari mahar kala menikahi putrinya.

  • Gaya Kepemimpinan Akomodatif

Kepemimpinan akomodatif Nabi Musa alaihisalam terlihat bagaimana Nabi Musa alaihisalam mengakomodir kepentingan misi yang harus dijalankannya. Di sini Nabi Musa alaihisalam menyadari akan kekurangannya dalam kefasihan berbicara dikarenakan lidahnya yang pernah kena bara api pada masa kecilnya. Untuk itu Nabi Musa alaihisalam memohon kepada Allah subhana wata'ala untuk mengangkat saudaranya, Harun sebagai nabi agar dapat menjadi rekan perjalananya dan membantunya menjalankan misinya berdialog dengan Firaun. Harun dikenal sebagai pribadi yang jujur dan fasih dalam berbicara. Allah berfirman dalam Q.S Al-Qashash: 34 yang berbunyi:

"Dan saudaraku Harun dia lebih fasih lidahnya daripadaku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan)ku; sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakanku" (Q.S Al-Qashash: 34).

  • Gaya Kepemimpinan Teokratis

Teokratis adalah bentuk pemerintahan di mana prinsip-prinsip Ilahi memegang peran utama. Kata teokratis' (teokrasi) berasal dari bahasa Yunani theokratia' theos artinya Tuhan' dan kratein artinya memerintah'. Jadi teokrasi adalah sistem pemerintahan yang menjunjung dan berpedoman pada prinsip Ilahi.

Daya gaya komunikasi ini dijelaskan dalam Q.S Al-Baqarah ayat 54 mengenai penerapan hokum Allah yang Nabi Musa sampaikan kepada kaumnya untuk bertaubat.

"Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu (sembahanmu), maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu. Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu; maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang" (Q.S Al-Baqarah: 54).

  • Komunikasi Nabi Musa dengan Allah Subhanawataala

Komunikasi Nabi Musa alaihisalam dengan Allah subhanawata'ala merupakan komunikasi transedental yang terapliasikan dalam bentuk mukjizat dan dalam bentuk doa. Nabi Musa dijuluki kalimullah yang berarti "orang yang berbicara dengan Allah". Dalam Q.S Al-Arah ayat 143 yang berbunyi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun