“Minjam Bank,” jawab Ramli.
“Bank Mbahmu?” Rida juga tidak setuju.
“Terus?” Ramli yang giliran bertanya.
“Bagaimana kalau kita sisihkan dari uang jajan kita?” usul Rida.
“Lama.”
“Yang penting kita mulai,” kata Rida dengan semangat membara. Inilah yang disukai Mudofar dari Rida. Semangat. Rida selalu semangat. Juga memberi semangat pada yang lain.
Mulailah bisnis itu.
Di samping musola dibuat sebagai tempat untuk menjual alat-alat tulis. Alat tulis yang bentuknya lucu-lucu. Kebetulan Tante Rida jualan alat-alat tulis seperti itu. Rida bisa mengambil dulu, bayarnya kemudian, kalau sudah laku. Untungnya lumayan juga.
“Bagus juga ide kamu, Far,” puji Pak Badrudin seperti biasa dengan senyum khasnya.
“Iya, Pak. Karena dukungan Bapak juga,” jawab Mudofar.
Musola juga ramai lagi. Ada senyum yang terus merekah. Di bibir Mudofar. Melihat musolanya banyak yang mendatangi.