Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Teror

7 Juli 2015   10:43 Diperbarui: 7 Juli 2015   10:43 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kamu yang di depan," kata Gusti sambil mendorong tubuh Oca.

Dengan langkah pelan dan penuh perhitungan, Oca mencoba mendekati jendela.  Tak ada siapa-siapa. Oca pun bertambah keberaniannya.  Oca membuka gerendel jendela.  Membuka jendela pelan-pelan.  Hanya tampias bayangan dari lampu jalanan depan rumah.  Oca teliti lagi.  Gusti hanya berani mengintip dari balik punggung Oca.

"Ada apa, Ca?"

"Tak ada apa-apa."

"Perhatiin dong!"

"Awas!" kata Oca sambil melangkah mundur.  Pelan-pelan sekali.  Gusti penasaran.  Tapi tak bisa berbuat apa-apa kecuali Gusti terpaksa ikut mundur.  Masih dengan langkah pelan Oca kembali menuju kamarnya.  Gusti ikut di belakangnya.

"Ngapain?" tanya Gusti.

"Mengambil senter."

Mereka berdua kembali ke jendela.  Menyenter segala yang di luar.  Tak ada masalah.  Saat ada angin bertiup agak kencang, bunyi sreeek sreeek itu muncul lagi.  Senter Oca langsung diarahkan ke sumber suara.  Halah, ternyata hanya ranting pohon jambu yang tertiup angin dan menggesek papan bekas yang ada di teras. Oca mematahkan ranting itu.  Tak ingin tidurnya terganggu lagi.

Setelah tahu sumber suara, mereka kembali ke kamar.  Tidur.  Nyaris pulas.  Tapi suara itu muncul lagi.  Gusti bangun.  Oca juga bangun.  Mereka berdua kembali ke teras. 

"Awas!" teriak Oca sambil mundur katakutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
  20. 20
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun