Dia berpesan agar anak-anak tak ada yang takut hantu. Hantu memang bukan untuk dilawan. Tapi yang jelas, hantu memiliki dunianya sendiri.
"Terus bagaimana menghindari gangguan hantu?" tanya Keke yang paling terkenal takut hantu. Jangankan hantu. Sama gelap saja, dia ketakutan. Bahkan fobia.
"Mereka tak mengganggu kita," tambah Ustad Ari.
"Kalau kita mimpi jelek tengah malam dan terbangun?" tanya Keke lagi.
"Itu sih bukan karena hantu. Mungkin mimpi itu justru sebuah jalan bagi kita untuk solat malam," kata Ustad Ari lebih menjelaskan.
"Maksudnya?" tanya Keke masih dengan semangat.
"Kalau terbangun malam-malam. Entah karena mimpi buruk atau karena suara yang mengaggetkan. Jangan malah tidur lagi. Biasanya akan sulit tidur. Lebih baik kalian solat. Solat malam. Bisa kan?"
Gusti tak menceritakan apa yang dikatakan ustad Ari itu kepada Ayah, ibu, atau adiknya. Gusti bertekad untuk mencobanya sendiri.
Saat malam tiba, Gusti memang terbangun. Dan mimpi seram itulah yang membangunkannya. Keringat bercucuran dari tubuh Gusti. Ada rasa takut menelusup dalam hati Gusti. Tapi Gusti cepat-cepat membuang rasa takut itu. Tak ada hantu yang menggigit. Di Film saja tak ada, apalagi di alam nyata.
Gusti bangkit. Agak sempoyongan. Menuju kamar mandi. Setelah buang air kecil langsung mengambil air wudu. Segar. Rasa ngantuk pun lenyap. Dengan khusuk Gusti melakukan salat malam. Setelah itu tidur lagi. Pulas hingga pagi. Biasanya tak salat subuh. Sekarang Gusti salat subuh juga. Lebih enak juga. Tak terburu-buru.
Malam berikutnya, Gusti melakukan hal serupa. Saat hendak mengambil wudu, terdengar suara gedebuk di kamar Oca. Gusti melongok. Terlihat Oca sedang meringis di bawah ranjang.