Rahang laki-laki asing itu mengeras. Tak setuju dengan tindakan cerobohku.
"Drew?" tanyaku. Aku takut terjadi sesuatu padanya, mengingat apa yang dilakukan oleh wanita jahat bertubuh besar itu.
Tatapan laki-laki itu mencair oleh kelembutan, ia tersenyum hangat.
"Adikmu yang lucu itu sedang keluar untuk membeli ice cream dengan sepupuku, Paul."
Aku menatapnya bingung. Aku masih linglung.
"Paul itu dokter di sini. Dia yang sudah merawatmu dan adikmu, setelah aku menemukan kalian di depan sebuah toko, si sekitar daerah pemukiman kumuh di Trenton," jelasnya.
Aku masih diam.
"Sekarang beristirahatlah," ucapnya sembari hendak membaringkanku dengan lembut.
Aku teringat bahwa kandung kemihku telah penuh, dan aku ingin ke toilet.
"Apa?" tanyanya melihat keraguanku.
"Aku pikir aku harus ke toilet," jawabku gugup. Aku menunduk malu. "Aku ingin buang air kecil," tambahku. Suaraku terdengar sangat pelan.