Orang asing itu mendengus perihatin.
"Bagaimana kamu menemukannya?" tanya dokter itu lagi.
"Aku menemukan dia dan adiknya di emperan toko di sekitar daerah pemukiman kumuh di Trenton," jelasnya.
"Trenton? Apa yang kamu lakukan di negara bagian New Jersey?" Suara si Dokter terdengar menyelidik dan bersahabat pada orang asing tersebut.
"Lauren, tunanganku memintaku datang ke salah satu restorannya di Trenton. Kami perlu membicarakan satu-dua hal penting," jawabnya sambil lalu. "Ah, sudahlah. Bisa tolong jaga dia untukku?"
"Tentu," aku bisa mendengar seringaian dalam suara Dokter-yang entah siapa namanya-itu. "Dengan senang hati aku akan menjaganya. Ternyata manusia es sepertimu punya jiwa sosial yang tinggi."
"Ck! Tutup mulutmu Paul!"
Dan setelah itu kegelapan mulai datang, aku tidak bisa mendengar apalagi yang mereka perbincangkan. Aku merasa menjadi orang lumpuh, tuli, buta, dan bisu, di saat bersamaan.
***
Untuk beberapa saat kegelapan masih menyelimuti. Aku merasakan dorongan kuat untuk buang air kecil. Aku ingin bangun. Aku mencoba bergerak dan membuka mataku. Dan... Aku bisa!
Hal yang pertama kusadari adalah aku terbaring di atas ranjang, di dalam sebuah ruangan steril berwarna serba putih. Dengan sebuah monitor-yang aku tidak tahu apa kegunaannya-terletak di sisi kiri ranjang tempatku berbaring. Dan di sisi kananku terdapat sebuah meja kayu kecil berwarna putih, yang di atasnya terdapat segelas air putih, sekeranjang buah-buahan segar, dan juga sebuah vas kaca cantik, lengkap dengan beberapa tangkai mawar segar yang mempercantik.