Aku menghela nafas dalam-dalam mencoba menahan diri untuk tidak menyerang perempuan itu, kalau aku menyerangnya, aku takut perempuan itu akan menyakiti Drew.
Aku berusaha bangun dari posisi duduk dengan membawa Drew bersamaku. Namun belum sempat aku bangkit, si wanita jahat menendang kakiku, membuat aku dan Drew terjatuh. Kepala Drew membentur pada sebuah batu besar berujung runcing di trotoar.
Adikku berdarah dan tak sadarkan diri.
"Drew!" aku menghampiri dan memeluknya namun dia tidak bereaksi. Aku berbalik dan memandang wanita itu dengan penuh kemarahan.
Wanita besar jahat yang sedang berbaring tersebut berjengit menerima tatapan tajamku. Dan kejadian berikutnya berlangsung begitu cepat. Aku tidak tahu setan apa yang sudah merasukiku hingga aku berani menyerang wanita yang memiliki tubuh jauh lebih besar dariku. Aku melompat ke arahnya, mendudukinya sebelum ia sempat bergerak, lalu aku mencakar, menampar, dan memukul wajahnya.
Perempuan jahat dan kedua anaknya itu berteriak, ia memberontak. Kedua anaknya memukul dan menjambak rambutku, berusaha agar ibu mereka terlepas dari cengkramanku. Namun aku masih bergeming. Untuk beberapa saat aku terus menyerangnya secara brutal sampai aku tak tahu, darah siapa yang menempel di tubuhku dan tubuhnya.
Pukulan, tendangan, dan jambakan yang kuterima dari kedua anak wanita jahat itu, tidak membuatku sakit. Dan bahkan aku tidak bisa merasakan rasa sakit di wajahku, si wanita jahat itu memberontak dan memukul wajahku.
Aku mati rasa.
Aku masih akan terus menghajar perempuan itu, kalau saja seseorang tidak menghantam belakang kepalaku dengan benda tumpul yang keras, hingga membuatku pingsan, tak sadarkan diri.
***
Aku sepertinya telah tertidur cukup lama saat bau obat menyengat hidungku, kepalaku terasa sangat sakit, dan mataku terasa berat untuk dibuka. Aku mencoba untuk menggerakan bagian tubuhku yang lain, kaki, tangan, jari? Namun hasilnya nihil. Syaraf-syaraf tubuhku sepertinya tidak tersinkronisasi dengan otakku.