Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tetralogi Air dan Api, Petualangan Cinta Air dan Api

31 Desember 2018   09:25 Diperbarui: 31 Desember 2018   09:41 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Madaharsa membaca surat itu kemudian menggulungnya lagi dengan hati hati.  Wajahnya sama sekali tidak berubah.  Dia hanya berbisik sebentar di telinga Maesa Amuk lalu berdiam lagi dengan tenangnya.

Maesa Amuk mengerutkan keningnya mendengar bisikan itu tapi tidak berusaha membantah.

"Raja Iblis....kami paham isi surat ini.  Kami akan sampaikan kepada raja kami.  Sebagai bukti bahwa kalian memang berniat baik, kalian harus membantu kami menangkap buronan kerajaan kami."

Maesa Amuk melanjutkan,

"di hadapan kalian ada dua orang yang merupakan buronan utama dari Majapahit.  Dyah Puspita putri dari Ki Tunggal Jiwo dan Putri Anjani putri dari mendiang Laksamana Utara.  Tangkaplah mereka! Kami hanya sifatnya membantu di sini."

Dyah Puspita yang sedari tadi memperhatikan apa yang diperbincangkan oleh tokoh tokoh itu, mencibir dan berkata,

"Maesa Amuk, baru kali ini aku mendengar tokoh sehebat dan sejujur dirimu minta bantu kepada seorang iblis untuk menangkap orang.  Apakah kemampuanmu sudah jauh berkurang atau kau jerih kepada kami?" 

Gadis ini sengaja membuat panas hati tokoh berangasan Majapahit ini untuk memancing keadaan karena melihat dia dan kawan kawannya berada pada pihak yang jauh lebih lemah.  Dia tahu Maesa Amuk adalah tokoh yang sangat menjunjung tinggi harga diri.  Jikapun mereka harus bertempur lagi melawan rombongan Lawa Agung, dia berharap Maesa Amuk dan anak buahnya tidak ikut campur.  Tentu saja gadis ini tidak berharap dua tokoh Sayap Sima lainnya berbuat yang sama.  Siluman Lembah Muria mungkin, karena tokoh ini banyak menuruti dan patuh apa yang dikatakan Maesa Amuk.  Namun Madaharsa? Tokoh sesat yang satu ini pasti akan mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Maesa Amuk menautkan kedua alis tebalnya mendengar perkataan Dyah Puspita.

"Percayalah satu hal Dyah Puspita, aku tidak akan main keroyokan. Tapi aku tidak bisa menahan yang lain untuk melakukan hal yang sama.  Kamu tahu sendiri bagaimana para iblis dan pecundang selalu menggunakan segala cara."

Mendengar ini, Raja Iblis Nusakambangan menukas dengan cepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun