Putri Anjani yang belum pulih total menghadapi kakek kurus bertongkat yang ternyata sama lihainya dengan Raja Iblis Nusakambangan.Â
Di saat saat genting itulah Arya Dahana tiba. Â Sambil bersuit nyaring memberi tanda kepada Sima Lodra, pemuda itu segera terjun ke tengah pertempuran menyerang Resi Amamba. Â Pemuda itu melihat Dyah Puspita bisa mengimbangi Raja Iblis Nusakambangan. Â Sementara Putri Anjani sangat kewalahan menghadapi si kakek kurus bertongkat meski dibantu oleh Sima Lodra dan Nyai Genduk Roban melalui sihirnya.
Sima Lodra sangat paham apa yang dimaksud Arya Dahana. Â Harimau perkasa itu mengalihkan bantuannya dengan menyerang Hulubalang Kelabang. Â
Ayu Wulan bernafas lega. Â Gadis itu bisa bertahan sedari tadi karena mencampur serangannya dengan sihir. Â Ilmu Hulubalang Kelabang belum setinggi Resi Amamba yang tidak terlalu terpengaruh oleh ilmu sihir. Â Gantian Hulubalang Kelabang yang sekarang kelabakan. Â Sima Lodra bukanlah sembarang harimau biasa. Â Serangannya sangat terlatih dan berbahaya.
Resi Amamba yang telah berganti lawan terkejut bukan kepalang. Â Pemuda yang baru datang ini lihai bukan main. Â Sekujur tubuhnya diselimuti warna keperakan yang menyilaukan mata. Â Hawa pukulan yang meluncur dari serangannya sangat panas. Â Resi Bertangan Baja ini mengerahkan semua kemampuannya untuk mengimbangi. Â Terjadilah pertarungan dahsyat antara kedua orang ini.
Dyah Puspita yang melihat Arya Dahana datang menjadi berlipat semangatnya. Â Gadis cantik ini melipatgandakan serangan Busur Bintangnya kepada Raja Iblis Nusakambangan. Â
Si Raja Iblis kontan terdesak menghadapi serangan ilmu aneh dan tidak dikenalnya ini. Â Dyah Puspita memang belum menguasai sepenuhnya ilmu sakti ini, namun kehebatan dari serangannya cukup bisa mempengaruhi Raja Iblis Nusakambangan. Â Pukulan pukulannya yang berhawa dingin sanggup mendesak si Raja Iblis.
Sementara itu Bimala Calya terpaku bingung menyaksikan pertempuran itu. Â Dia menjadi serba salah. Â Dia mengenal dengan baik para hulubalang anak buah ayah angkatnya. Â Dia juga mengenal Resi Amamba. Â Bahkan dia sudah pernah bertemu beberapa kali dengan Raja Iblis Nusakambangan di Pulau Kabut, tempat kerajaan Lawa Agung bermarkas besar. Â
Tapi gadis itu menyadari bahwa dia tidak bisa membantu mereka. Â Arya Dahana ada di pihak lawan. Â Tidak ada sedikitpun niatan dalam hatinya untuk berseberangan dengan pemuda yang menjatuhkan hatinya itu. Â Karena itu apa yang dilakukannya hanya terdiam. Â Jika saja pemuda pujaan hatinya itu terdesak. Â Dia tidak akan ragu ragu untuk membantunya. Â Bimala Calya hanya tertarik memperhatikan tiga orang gadis yang ada di situ. Â Siapakah di antara mereka yang paling dekat dengan pemuda tengil itu?
Berdasarkan cerita Arya Dahana, Dyah Puspita adalah gadis yang sangat dekat dengan dirinya. Â Karena itu mata Bimala Calya tanpa berkedip memperhatikan Dyah Puspita. Â
Hmmm... gadis yang sangat cantik dan luar biasa tangguh. Â Sanggup menghadapi Raja Iblis Nusakambangan dan mengimbanginya pastilah bukan sekedar lihai saja. Â Namun sudah termasuk tokoh tingkat tinggi yang tergolong sakti. Â Mata Bimala Calya beralih kepada Putri Anjani. Â Gadis yang ini juga cantik manis. Â Namun kelihatan terluka. Â Pastilah ini gadis yang dengan susah payah dicarikan obat oleh Arya Dahana.Â