Mohon tunggu...
Mim Yudiarto
Mim Yudiarto Mohon Tunggu... Buruh - buruh proletar

Aku hanyalah ludah dari lidah yang bersumpah tak akan berserah pada kalah....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tetralogi Air dan Api, Petualangan Cinta Air dan Api

31 Desember 2018   09:25 Diperbarui: 31 Desember 2018   09:41 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

".....begitulah Puspa.  Sampai akhirnya aku memohon kepada Andika Sinatria dan Ratri...ehhh Dewi Mulia agar melepaskan Bimala Calya...."

Dyah Puspita sedikit tersentak melihat kegugupan Arya Dahana.  Tapi belum sempat dia bertanya lebih jauh, Bimala Calya menyela.

"Dia menyelamatkan aku dan mendapatkan hadian tamparan beberapa kali dari gadis lihai Galuh Pakuan itu....iiiihhh tapi setelahnya mesra sekali....memalukan!"

Tanpa disengaja sama sekali, Bimala Calya menambah kayu bakar pada api yang sedari tadi sudah berkobar menyala.  Padahal gadis itu sebetulnya hanya bermaksud melampiaskan kekesalannya pada saat peristiwa itu terjadi.

Dyah Puspita telihat memerah mukanya.  Sorot matanya berapi api.

"Arya, apa yang dimaksud dengan mesra oleh gadis cilik ini??!... jelaskan!"

Arya Dahana menghela nafas panjang.  Kemudian menjelaskan bagian yang memang sengaja tidak dia ceritakan agar tidak memancing kemarahan Dyah Puspita.  Setelah mendengar lengkap cerita Arya Dahana, Dyah Puspita bangkit berdiri.  Lalu tanpa mengucap kata dan menoleh lagi, berjalan pergi menjauh dengan kepala tertunduk.

Arya Dahana kehabisan kata kata untuk mencegah Dyah Puspita.  Pemuda ini mendelik kepada Bimala Calya kemudian berlari mengejar Dyah Puspita.  
Bimala Calya terhenyak kaget.  Pemuda itu melotot marah padanya!  Apa salahnya?  Waktu kejadian dia hanyalah seorang saksi.  Tapi jika sekarang mengingat lagi kejadian pada saat itu, hati Bimala Calya seperti ditusuk dan dia puas bisa menyuarakan kekesalannya sekarang. 

Gadis ini tidak terima dipelototi oleh Arya Dahana.  Dikejarnya pemuda yang sedang berusaha menyusul Dyah Puspita.  Terjadilah kejar kejaran yang cukup menggelikan.  

Arya Dahana mengejar Dyah Puspita yang sedang marah.  Bimala Calya dengan wajah cemberut mengejar Arya Dahana.  Andika Sinatria yang sedari tadi memperhatikan dari jauh, menggeleng gelengkan kepala.  Jelas bahwa gadis sakti dari Majapahit itu mencintai Arya Dahana.  Si pemuda juga terlihat mengasihinya.  

Sedangkan gadis dari Lawa Agung itu terlihat sangat cemburu.  Pangeran ini jadi mengingat Dewi Mulia Ratri.  Rasa rindu tiba tiba menampar hatinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun