Mohon tunggu...
Marshel Leonard Nanlohy
Marshel Leonard Nanlohy Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Finding God In All Things

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Makan Malam (Cerita Pendek)

13 Juli 2024   10:13 Diperbarui: 13 Juli 2024   10:19 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Makan Malam

Pada waktu lampu hijau menyala, Aku dan Dira kembali berjalan lagi, kami melewati Jembatan Sayidan yang ikonik, ditemani dengan panasnya sinar matahari Jogja di sore hari yang cukup menyengat di kulit.

*

Kami duduk di sudut ruangan lantai dua, tempatnya cukup nyaman. Aku dan Dira ditemani oleh beberapa pengunjung lain, sepertinya, mereka juga berpasangan. Cahaya lampu kafe di Jogja selalu berwarna kuning dan agak redup, menambah kesan estetik, namun menyiksa jika terlalu lama. Suara perutku dan Dira sudah berbunyi, sahut-sahutan, seperti paduan suara yang merdu, menandakan aku dan Dira yang sudah sangat kelaparan.

Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk kami berdua memesan makanan dan minuman yang tersedia. Aku, memesan satu americano dingin dan air putih, sedangkan Dira, memesan es teh manis dengan gula yang sedikit.

Dira masih sibuk dengan urusan pekerjaannya. Beberapa kali, dia menyalakan ponselnya, membalas pesan, lalu kembali mengunci ponselnya dan memasukkannya ke dalam tas.

"Ada apa, Dir? Aman, kan?" tanyaku.

"Ini, Mas Bona belum balas dari tadi, harusnya dia yang handle bagian ini, aku kesel juga, dia responsnya agak lama, maaf ya, aku jadi harus cek hape," keluh Dira, merasa bersalah.

Tidak mau semakin merusak suasana, aku berusaha mencairkan suasana, "Ya udah, buat video aja, yuk?" Aku mengeluarkan ponselku, menyalakan video, dan merekam kami berdua yang baru akan memakan menu pilihan Dira.

Dira memesankan aku menu favoritnya di kafe ini, nasi ikan dori dengan sambal matah. "Aku selalu inget waktu kuliah dulu kalau makan ini," katanya, bernostalgia. "Dulu itu aku sering banget main ke sini, di tempat duduk yang sama di lantai dua ini."

Aku hanya mendengarkan ceritanya, sambil mencoba memahami perasaan Dira. Tebakanku, saat ini Dira pasti sedang merasakan kenangan masa lalunya menabrak pikirannya, terpecah menjadi kepingan-kepingan kisah yang pernah dia alami. Ya, kurang lebih sama dengan apa yang aku alami satu minggu lalu, di tempat yang dulu pernah aku kunjungi bersama Via.

"Aku dulu ke sini sama --- "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun