Mohon tunggu...
Marshel Leonard Nanlohy
Marshel Leonard Nanlohy Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Finding God In All Things

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Makan Malam (Cerita Pendek)

13 Juli 2024   10:13 Diperbarui: 13 Juli 2024   10:19 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Makan Malam

Dira mendekatkan mulutnya ke ujung sedotan, mencicipinya, lalu berkata, "Aaaakkk, beneran enak bangett!" Dira tersenyum lebar dari ujung pipi yang satu, ke ujung pipi lainnya. Dia sangat senang dengan minuman yang dulu, pernah menjadi favorit Via.

Setelah semua hidangan disajikan, Dira langsung meraih ponselnya dari dalam tas, menahannya dengan sebuah kotak untuk meletakkan sendok dan garpu, lalu mulai merekam kami berdua yang sedang makan.

Kebiasaan ini Dira lakukan sejak dulu, bahkan sebelum bertemu denganku. Menurutnya, merekam adalah salah satu wujud mengabadikan memori. Dia masih bersikeras bahwa manusia dibentuk oleh kumpulan memori, baik memori bahagia maupun yang menyedihkan.

Aku hanya bisa setuju, sambil sesekali terlintas memori tentang aku dan Via, perempuan yang dulunya pernah memiliki hubungan spesial, sama seperti hubunganku dan Dira saat ini.

Kami mulai melahap makanan satu per satu. Kuah laksa yang gurih dan nikmat melengkapi malamku bersama Dira. Tidak lupa, kwetiau yang pedasnya sedikit itu juga melengkapi malam kami yang indah, sambil sesekali menyeruput es teh nyonya yang menyegarkan. Dira puas sekali dengan makanannya.

"Wah, ini sih enak banget," kata Dira, takjub. "Aku pasti balik lagi ke sini, sih," lanjutnya sambil menggulungkan kwetiau menggunakan garpu di tangan kirinya.

Aku tidak sempat membalasnya, bahkan untuk sekadar bertanya lagi pun, aku tidak sanggup. Perihal dia akan ke sini lagi bersamaku atau tidak, itu urusan belakangan. Semakin dekat aku dengan Dira, semakin aku luput untuk memerhatikan apa yang akan terjadi di masa mendatang.

Satu hal yang pasti, Dira dan aku tidak menyia-nyiakan waktu yang saat ini sedang diberikan kepada kami. Dua orang manusia yang bahagia dan bersyukur, karena keduanya dipertemukan untuk saat ini.

Setelah selesai makan, bahkan hingga perut kami bertambah buncit, aku kembali mengeluarkan bungkus rokok dari dalam saku celanaku, sekali lagi menyalakan rokok menggunakan pemantikku.

"Ckkk....tiinggg..." sekali lagi, bunyi yang keluar sangat nyaring dari pemantikku.

Kali ini, aku tidak sendirian lagi, aku ditemani oleh Dira, pacarku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun