Hidup dan perjuangan lembaga hidup bakti yang pimpinannya sangat peka akan kehendak Allah, dapatlah dipastikan akan ada kepastian arah hidupnya. Sebaliknya, kalau pemimpin religius jauh dari kepekaan akan kehendak Allah, dapat dipastikan tarekat itu dipimpin oleh pemimpin yang keliru. Ukuran akan kepekaan terhadap kehendak Allah ini menjadi indikasi bagaimanakah hidup religius itu sendiri.
Dalam penghayatan iman kristiani, menjadi pemimpin berarti melayani. Ini merupakan sikap batin-rohani, semangat atau spiritualitas seorang pemimpin religius yang harus dimanifestasikan dalam sikap dan pembawaan lahiriah. Yesus sendiri merupakan model dari kepemimpinan kristiani itu. Melalui perumpamaan gembala yang baik, Yesus menunjukkan diri-Nya sebagai seorang gembala yang memberikan dirinya bagi domba-dombanya (Luk 22:25-27). Dalam Injil Yohanes pelayanan seorang pemimpin ditunjukkan Yesus melalui tindakan pembasuhan kaki para murid (Yoh 10:1-21). Yesus menunjukkan semangat dedikasi dan kerendahan hati dan penuh hormat.
      Menurut Heinrich Arnold (2002: 131) menyatakan bahwa Gereja sejati tidak dapat menjadi organisme yang hidup tanpa adanya kepemimpinan yang jelas. Kapal komunitas ini membutuhkan nakhoda mengarahkannya dan ia harus membiarkan diri dibimbing dari atas dalam kerendahan hati yang mendalam dan harus menghormati persaudaraan yang ia pimpin. Dibimbing dari atas berarti mendengarkan suara Roh Kudus seperti Roh Kudus berbicara kepada seluruh Gereja. Seorang pemimpin tidak harus memisahkan diri. Melalui kerja sama yang erat dengan semua anggota, semua masalah dapat ditemukan dengan petunjuk yang jelas.
b) Fungsi Kepemimpinan Kristiani
1) Kepemimpinan sebagai pelayan
      Menurut Heinrich Arnold (2002: 131) menyatakan bahwa "kepemimpinan sejati berarti berfungsi sebagai pelayan, sebagaimana dilakukan oleh organ tubuh, harus dilakukan dengan penuh kasih, tulus hati, jujur, dan seperti anak kecil". Dalam (Lukas 12: 48) Yesus bersabda  bahwa setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut. Sebagai pelayan berarti pula memberikan diri secara utuh demi terlaksananya tujuan dan cita-cita bersama. Seorang pelayan juga menjadi sahabat bagi yang lain. Ia dapat memberikan cinta dalam pelayanannya sekaligus menghantar orang lain untuk semakin menyadari tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.
2) Â Kepemimpinan sebagai Pemersatu
      Seperti terkutip dalam Seri Hidup baru I (1993:23) menyatakan bahwa fungsi pemimpin kristiani adalah pertama-tama menjadi pemersatu komunitas kristiani, pengarah hidup bersama dan menjaga komunitas  kristiani yang sehat dengan saling pengertian, saling percaya dan saling menerima. Untuk itu pemimpin diharapkan memberi ruang hidup kepada setiap warga komunitasnya.
3) Kepemimpinan sebagai inspirator
Seorang pemimpin yang inspiratif mempunyai fungsi untuk memberikan motivasi kepada anggota komunitas berdasarkan inspirasi dan pengalaman yang dimilikinya sehingga anggota komunitas dapat mengalami pengalaman akan Allah di dalam kehidupannya.
c) Model-model Kepemimpinan Kristiani