Mohon tunggu...
Marselinus Lilo
Marselinus Lilo Mohon Tunggu... Jurnalis - Misionaris

MSC

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menggali Kepemimpinan Pater Jules Chevalier Pendiri Tarekat MSC

4 Desember 2019   12:24 Diperbarui: 4 Desember 2019   12:50 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedewasaan pemimpin yang demikian itu mengajak kita untuk membangun komunitas yang merepresentasikan kehidupan Yesus sendiri dalam mewujudkan Kerajaan Allah di muka bumi ini.

Untuk memahami kepemimpinan kristiani secara benar akan dijelaskan secara terperinci sebagai berikut:

1.  Kepemimpinan Kristiani

            Dalam uraian berikut ini penulis hanya membatasi dan memfokuskan pada kepemimpinan religius yang menjadi pedoman untuk memperdalam pemahaman kepemimpinan Pater Jules Chevalier dalam tarekat MSC, karena Pater Jules Chevalier sebagai seorang kristiani yang menghayati hidupnya menjadi seorang religius MSC.

a) Kepemimpinan menurut KHK

Bagaimanakah dan macam apakah profil pemimpin dalam hidup religius yang dikehendaki oleh Bunda Gereja? Di manakah letak keistimewaannya kepemimpinan religius itu? Apakah kepemimpinan dalam lembaga hidup bakti itu bagaikan dalam dunia politik? Apakah ada bedanya? Dalam kepemimpinan religius, juga ada pemilihan, juga ada dukung mendukung, bahkan dalam berbagai kasus yuridis, tidak jarang ada kecurangan dan bahkan pemalsuan kartu pemilihan.

Uraian yang sederhana ini mengacu pada ketetapan yang digariskan oleh Gereja sudah dikodifikasikan  di dalam Kitab Hukum Gereja. Manakah ciri khas kepemimpinan dalam hidup religius itu? Apakah kepemimpinan religius itu dekat dengan kepemimpinan yang telah dirintis oleh Yesus Kristus?

Kepemimpinan dalam lembaga hidup bakti, haruslah mengacu pada tujuan hidup bakti itu sendiri, yakni mengejar kesempurnaan hidup yang injili, yang lebih dekat dengan Kristus; menyerahkan seluruh dirinya dalam bimbingan-Nya; dan Allah sebagai satu-satunya yang perlu, atau Allah sebagai yang paling dicintai. Kalau tujuan hidup bakti itu tidak diperhatikan, maka kepemimpinan religius akan kehilangan maknanya.

Kitab Hukum Gereja menetapkan dalam kanon 618. 1983 sebagai gambaran profil pemimpin religius: Para pemimpin hendaknya melaksanakan kuasa yang diterima dari Allah lewat pelayanan Gereja dalam semangat pengabdian. Maka dalam melaksanakan tugasnya hendaklah peka terhadap kehendak Allah, memimpin bawahannya itu selaku putera-putera Allah, serta mengusahakan ketaatan sukarela dengan menghargai pribadi manusiawi mereka, dengan senang hati mendengarkan mereka serta memajukan peran serta mereka demi kebaikan tarekat dan Gereja, tetapi dengan tetap memelihara wewenang mereka sendiri untuk memutuskan serta memerintahkan apa-apa yang harus dilaksanakan. Disadari bahwa kuasa yang diembannya adalah kuasa dari Allah. Kuasa itu diterimanya melalui pelayanan Gereja dan haruslah dilaksanakan dalam rangka mengabdi kepada Allah, dan melayani sesama manusia. Kuasa yang diterima berasal dari Allah, mau menunjukkan bahwa tugas perutusannya sebagai pemimpin itu adalah tugas suci, tugas yang melibatkan kuasa Ilahi, dan bukan kuasa politik duniawi saja. Oleh karena itu bobot kuasa yang diemban oleh pemimpin religius adalah kuasa Ilahi yang harus dilaksanakan dan ditunaikan dalam pelayanan yang suci pula.

Dari sini kita dapat melihat bahwa kalau kepemimpinannya itu diperoleh secara tidak wajar entah dengan memalsu kartu pemilihan atau manipulasi yang licik, maka dapatlah dipertanyakan bagaimanakah misi kepemimpinannya itu. Kepemimpinan religius mengemban tugas suci, tugas kesempurnaan dan tugas atau bahkan kewajiban yang semuanya harus bermuara ke kesucian. Kalau ada tindak jahat dengan pemalsuan atau manipulasi, sebenarnya pimpinan itu sudah tidak layak menduduki kursi kepemimpinan. Oleh karena itu nilai kepemimpinan religius sebenarnya terletak dalam kelayakan pimpinan itu melaksanakan tugas sucinya. Arah kepemimpinan religius yang hanya memikirkan masalah program ekonomi, sosial atau pembangunan gedung, rumah-rumah, lalu melupakan berbagai aspek kerohanian dalam hidup religius sendiri, kepemimpinan demikian itu sudah jauh dari yang dikehendaki oleh Allah. Sebab pemimpin religius mengemban tugas Allah sendiri, karena mandatnya berasal dari Allah, yang diterimanya melalui pelayanan Gereja.

Selain mengemban tugas yang suci, berbagai syarat lainnya pun harus dipenuhi untuk dilaksanakannya. Pemimpin religius "dalam melaksanakan tugasnya hendaklah peka terhadap kehendak Allah, memimpin bawahannya itu selaku putera-putera Allah". Tuntutan yang harus dipenuhi oleh pemimpin religius adalah peka akan kehendak Allah. Hal ini tidaklah dapat ditawar-tawar, sebab ciri khas kepemimpinan religius itu mengarah pada kehendak Allah saja. Peka akan kehendak Allah, berarti mampu membaca tanda-tanda zaman dan mengartikannya dalam terang cahaya Tuhan. Dengan demikian profil pemimpin religius tak lain dari pada sebagai manusia yang harus peka akan kehendak Allah serta melaksanakannya kehendak Allah itu dalam hidupnya, di dalam memimpin para religius lain yang dipercayakan kepadanya. Pemimpin religius yang kehilangan kepekaan akan kehendak Allah, dapat dinilai sebagai pemimpin yang tidak layak lagi. Dalam sejarah ordo atau kongregasi religius, tidaklah mengherankan kalau ada pemimpin religius yang diturunkan dari jabatannya, atau yang diminta mengundurkan diri dari jabatan kepemimpinannya; atau mengundurkan diri karena merasa tidak layak lagi sebagai pemimpin religius. Justru ukuran kepekaan akan kehendak Allah ini sangat penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun