Namun dengan terlibatnya Turki sulit bagi Suriah untuk menjadi stabil, dan ini sangat mengganggu Rusia dan membuat Rusia jadi sangat marah.
Ketika perang sipil Suriah pertama dimulai, pemberontak Suriah mengalahkan pasukan pemerintah Suriah di medan perang Suriah.
Jika bukan karena dukungan tepat waktu Rusia, yang langsung mengirim pasukan untuk membantu pasukan pemerintah Suriah yang dipimpin al-Assad, mungkin tujuan negara-negara Barat untuk menjatuhkan pemerintahan sah al-Assad sudah tercapai.
Maka pemerintah Suriah masih bisa bertahan hingga saat ini, sebagaian besar sangat berterima kasih kepada Rusia.
Rusia membantu Suriah karena jika sampai AS menduduki Suriah, yang menjadi titik tumpu strategis di Timur Tengah, maka situasi Rusia di Timur Tengah akan menjadi sangat sulit.
Oleh karena itu pilihan tegas Rusia berdiri di belakang pasukan pemerintah Suriah, ketika AS akan menggulingkannya. Sehingga pengaruh Rusia di Timur Tengah meningkat pesat.
Dengan sendiri keberhasilan Rusia di Suriah jelas tidak ingin diganggu oleh Turki, mengingat Rusia telah membayar harga besar, mereka tidak akan berdiam diri ketika melihat hasilnya direbut pihak lain.
Maka kali ini pasukan pembom Rusia dikirim untuk secara langsung menyerang pemberontak Suriah yang didukung oleh Turki. Operasi militer ini sampai batas tertentu mencerminkan peringatan Rusia terhadap tindakan militer Turki.
Seperti kita ketahui, Rusia adalah kekuatan militer kedua di dunia selalu dikenal tangguh. Tidak mungkin mentolerir perilaku Turki.
Munculnya situasi ini bisa sangat sulit bagi Turki juga, karena perang yang berkelanjutan di Suriah, Kurdi di Suriah telah mengambil kesempatan untuk tumbuh.
Sedang di Turki ada juga sejumlah besar orang Kurdi, tampaknya Turki melakukan tindakan militer ini karena pemerintah Erdogan khawatir orang-orang Kurdi di Turki dapat menimbulkan ancaman bagi rezimnya. Dengan Rusia membantu Suriah, membuat pilihan Turki menjadi sulit.