Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menilik Strategi Pemerintahan Trump-AS "Indo-Pasifik"

22 Agustus 2018   08:47 Diperbarui: 22 Agustus 2018   09:14 3351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, PM India Narendra Modi, yang berpartisipasi dalam Dialog Shangri-La untuk pertama kalinya, tidak memberikan respon dan menanggapinya.

India tidak melihat kawasan Indo-Pasifik sebagai klub anggota terbatas, atau sebagai kelompok yang berusaha mendominasi. Kata PM India Narendra Modi.

Dalam pidatonya, Narendra Modi hanya mendefinisikan "Indo-Pasifik" sebagai konsep geografis, daripada sebagai strategis. Dia juga menolak untuk berada dipihak AS, Jepang dan Australia dalam masalah Laut Tiongkok Selatan.

Selain itu, pemerintah Narendra Modi tidak mengambil bagian dalam Dialog Keamanan Quandritlateral selama Dialog Shangri-La. Untuk satu hal yang perlu diperhatikan, India adalah memimpin dalam Gerakan Non-Blok. Sejak tahun 1947, mereka telah menjunjung tinggi  kebijakan luar negeri yang independen, sehingga tidak mungkin bergabung dengan AS seperti yang diharapkannya.

Sumber: economictimes.indiatimes.com
Sumber: economictimes.indiatimes.com
Untuk yang lain, India memiliki pemahaman dan kebutuhan yang sangat berbeda di Indo-Pasifik dari AS.

Promosi strategi Indo-Pasifik dengan harapan untuk mengintegrasikan India dalam seluruh strateginya di Samudera Pasifik dan Samudra Hindia, sehingga India dapat menjadi sekutu atau pengikut AS sama seperti Jepang dan Australia. Tetapi dalam pemahaman India adalah bahwa tidak peduli apa yang meliputi "Indo-Pasifik", mereka lebih perlu meningkatkan status internasionalnya dan menggunakan pengaruhnya melalui mekanisme multilateral.

Kedua pihak memiliki kesamaan yang besar, tetapi jelas tujuan mereka berbeda, yaitu, India ingin memperbaiki dirinya melalui Indo-Pasifik, tetapi tidak mau dikontrol oleh AS atau mengambil tugas-tugas keamanan yang AS tunjukan di dalam strategi Indo-Pasifik.

AS ingin mendorong India untuk bersaing melawan Tiongkok dan membuat masalah bagi Tiongkok terkait masalah Samudra Hindia, sehingga membuat Tiongkok akan berada dalam situasi yang sulit. Tetapi AS tidak mau membayar lebih untuk menjadikan India sebagai mitranya. Analis dan pengamat telah dapat melihat bahwa dalam ekonomi, gagasan Trump tentang "America First/Amerika Pertama" telah menyebabkan konflik yang sangat sengit antara India dan AS.

Jadi kita dapat mengatakan bahwa kedua pihak berbagi kesamaan pada strategi, tetapi mereka belum mencapai konsensus tentang cara mempromosikan strategi, dan apa yang dapat mereka peroleh dari dan/atau membayar untuk strategi ini.

"The National Interest," situs wesite AS, pernah menyebutkan dalam tulisan "Is Indo-Pacific the 'New' Pivot?" (Apakah Indo-Pasifik Merupakan Poros Baru?): "Indo-Pasifik yang bebas, terbuka, makmur, dan inklusif melayani kepentingan jangka panjang semua negara di kawasan ini. Tetapi jika konsep ini ternyata menjadi visi yang memecah belah bagi Asia, baik India maupun Tiongkok harus menentangnya karena akan mengguncang kawasan tersebut dan menambah bahan bakar ke api dalam hubungan bilateral yang rumit. Karena dua kekuatan besar yang muncul, India dan Tiongkok memiliki taruhan besar di masa depan Asia. Tentunya mereka akan mendapat manfaat dari hubungan kooperatif, bukan saling berkonfrontasi."

Dari gerakan yang baru-baru ini di India, kita bisa mengatakannya dengan jelas. Dan belum lama ini PM Narendra Modi melakukan pembicaraan yang sangat bagus dengan Presient Xi Jinping di Wuhan. Narendra Modi mengatakan bahwa saat ini dunia menghadapi perubahan terbesar selama abad ini, dimana India perlu jelas tentang statusnya, dan tidak akan mengikuti jejak AS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun