Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menilik Strategi Pemerintahan Trump-AS "Indo-Pasifik"

22 Agustus 2018   08:47 Diperbarui: 22 Agustus 2018   09:14 3351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rencana ini dianggap sebagai langkah pertama AS di sektor ekonomi dalam strategi Indo-Pasifik. Dalam pidatonya Mike Pompeo mengatakan: Saya di sini mengatakan dengan tegas bahwa pemerintahan Trump berkomitmen untuk memperluas keterlibatan ekonomi kita di kawasan Indo-Pasifik. Ini jelas merupakan kepentingan strategis Amerika untuk memperdalam keterlibatannya di kawasan tersebut.

Dua investasi dalam satu kawasan hanya dalam satu minggu tidak dapat dihindari membangkitkan keingin-tahuan para analis dan pengamat: Apa sebenarnya yang direncanakan Mike Pompeo?

Hampir sembilan bulan kemudian, setelah konsep " the free and open Indo-Pacific" diusulkan, akhirnya beberapa kemajuan nyata dibuat. Menurut laporan China Review News Agency, Hongkong.

Beberapa analis menganalisis bahwa dua investasi yang diumumkan Mike Pompeo  dapat dianggap sebagai gerakan untuk memulai implementasi strategi Indo-Pasifik AS di Asia Tenggara.

Menurut "The Economic Times" mengutip editorial "Global Times" berpendapat, bahwa strategi Indo-Pasifik bertujuan untuk mengcakup Tiongkok. Namun, itu "tidak akan membantu India mencapai aspirasi kekuatannya yang besar".

Namun, tampaknya akan ada lebih banyak orang yang meragukannya. Dengan mengutip para ahli, Reuters melaporkan bahwa apa yang disebut "strategi Indo-Pasifik" yang diusulkan oleh Trump tidak jelas, dan rencana investasi 113 juta USD kali ini adalah bagian paling terperinci dari "strategi" selama ini.

Antony Rowley, seorang wartawan senior "Asian" mengenai ekonomi, mengatakan dalam sebuah artikel yang dimuat dalam "South China Morning Post" pada 2 Agustus bahwa AS kekurangan dana untuk rencana investasi, dan tidak menjelaskan struktur mekanismenya.

Untuk satu hal, bahkan di AS, hampir tidak mungkin bagi modal swasta untuk mengumpulkan dana untuk proyek-proyek infrastruktur besar. Misalnya, dalam rencana infrastruktur satu triliun USD pemerintah Trump, pemerintah hanya dapat menyediakan sejumlah kecil dana.

Selain itu, Mike Pompeo menyatakan bahwa pembangunan di negara-negara berkembang untuk dalam negerinya membutuhkan hampir 26 triliun USD untuk memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur, tetapi ia tidak menyebutkan dari mana uang itu bisa didapat. 

Berkenaan dengan pernyataan Pompeo ini Menlu Tiongkok Wang Yi memberi reaksi dengan memberi komentar: "Pertama-tama, saya masih belum dengar dengan jelas ketika mendapat berita ini, bahwa AS mengumumkan menawarkan 113 juta USD. 

Saya katakan harusnya setidaknya 1,3 miliar USD, 10 kali lebih banyak dari yang dibutuhkan, karena dibandingkan dengan PDB AS 16 triliun USD, saya kira 1,3 miliar USD bukan uang yang  banyak. Jadi jika AS bersedia memberikan uang dan membantu negara-negara di kawasan ini untuk mempercepat pembangunan, termasuk memainkan perannya dalam meningkatkan keamanan, itu sangat welcome. Kami menyambutnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun