Meskipun wilayah “ISIS” yang dikuasai telah terkepung, dan tidak dalam situasi baik, tapi secara obyektif mimpi buruknya masih belum selesai. “ISIS” yang pernah dianggap “organisasi teroris yang paling punya keberuntungan dalam sejarah.” Pendapatannya berhubungan dengan minyak, pajak, biaya perlindungan (uang preman), uang sogokan, perampokan bank, pemerasan, uang tebusan dan segala sesuatu yang menghasilkan uang dengan macam begini.
Pada 29 Juni 2016, juru bicara militer AS di Irak Christopher Garver, dalam konferensi pers yang diadakan di Pentagon dimana ia menyatakan meskipun koalisi pimpinan AS telah mengurangi pendapatan “ISIS” dari minyak 50% masih sangat sulit untuk mencegah dan melepaskan dari serangan teroris.
Sebuah dokumen dari departemen keuangan “ISIS” menunjukkan bahwa serangan udara lanjutan pada ladang minyak telah sangat menghambat garis hidup keuangan mereka. Mereka menuliskan dalam memorandum: “ISIS” telah memutuskan untuk megurangi membayar semua gerilyawan jihad hingga setengah di semua posisi dengan tidak ada pengecualian.
Akuntan “ISIS” bahkan tidak berani mengalokasikan terlalu banyak dananya sekaligus. Sehingga membuat goncangan dalam pimpinan “ISIS” dan timbul konflik internal dan menyebabkan beberapa jihadis berhenti tanpa memberitahuan dan beberapa menunggu pertemuan terakhir mereka dengan HR setelah menyerahkan pengunduran diri mereka.
Orang-orang ini mungkin lebih berbahaya, karena selama pertemuan ini, mereka mungkin mendapatkan lebih biaya pesangon mereka juga diperintahkan untuk “melakukan apa yang telah mereka pelajari dengan baik” ketika mereka kembali ke negara asal mereka. Orang-orang ini setelah kembali ke negara asalnya akan menjadi tekanan baru pada situasi keamanan global.
“ISIS” secara terbuka menyerukan “pertempuran kedua” di Asia Tengah dan sudah mulai mengambil tindakan tersebut.
Di tahun 2015 “ISIS” mengumumkan pembentukkan “Provinsi Khorasan” dengan wilayah yang mencakup seluruh Afganistan dan sebagian besar Pakistan, serta beberapa dari India dan Iran. Saat ini “ISIS” memiliki lebih dari 10.000 anggota di wilayah perbatasan Afganistan dan Pakistan.
Direktur CIA-AS John Brennan mengatakan dalam Sidang Kongres pada 16 Juni 2016, bahwa masih ada puluhan ribu jihadis dari “ISIS” di seluruh dunia, ini meleihi Al Qaeda saat mereka berada pada puncaknya.
Meskipun kemudian jumlah jihadis di Irak dan Syria berkurang dari 19-25 ribu ke 18-22 ribu, tapi anggotanya di Libya terus meningkat, dan saat ini diperkirakan sudah ada 5000-8000 jihadis disana.
Analis dan pengamat melihat sekarang “ISIS” telah memasuki tahap akhir karena telah terus menerus ditekan. Contoh yang paling klasik adalah mereka telah menderita kekalahan di Palmyra, Ramadi, dan Fallujah, tapi bisa dilihat setiap kali satu lokasi kalah, mereka membubarkan sendiri sampai batas-batas tertentu.